Mohon tunggu...
Jonathan
Jonathan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Orang Biasa Dapat Berlari Secapat Seorang Atlet?

25 Oktober 2017   22:31 Diperbarui: 25 Oktober 2017   22:51 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berlari merupakan sebuah olah raga yang menaruh beban pada kaki kami. Tidak hanya berat pada kaki, berlari juga menaruh beban pada kekuatan jantung kita. Pada umumnya, atlet maraton dituntut untuk berlari sejauh 42km. Dalam melaksanakan hal ini, dibutuhkan otot-otot dalam tubuh yang telah dilatih, terutama pada bagian kaki dan otot jantung. Otot kaki merupakan sumber dari kekuatan pelari tersebut untuk berlari, sedangkan otot pada jantung dilatih agar dapat memompa darah dengan cepat dan efektif, sehingga pelari itu tidak kehabisan nafas.

Pada dasarnya, ada 3 tipe otot yang bekerja ketika kita berlari, otot primer, otot pendukung, dan otot tambahan. Otot primer merupakan otot-otot yang bekerja terutama pada kaki. Kebanyakan dari otot-otot ini berfungsi untuk menghubungkan sendi dan atau tulang, dan juga membantu pergerakan pada kaki. 

Otot pendukung merupakan otot-otot yang bekerja pada bagian perut serta pada lengan bagian atas. Otot-otot pendukung berfungsi dalam membuat pergerakan ketika lari lebih efisien, meminimalkan penggunaan energi, dan juga untuk menjaga tulang belakang agar tetap stabil. Otot tambahan merupakan otot-otot yang bekerja pada dada. Otot-otot ini berfungsi untuk membantu penarikan nafas dan juga pembuangan nafas.

Ketika kami berlari, dibutuhkan oksigen dalam tubuh yang lebih dari jumlah yang biasa kita dapatkan. Hal ini menyebabkan jantung dan juga paru-paru kita untuk bekerja lebih lagi. Untuk dapat menjadi lebih cepat dalam mengedarkan darah, jantung kita harus memompa darah dengan frekuensi yang jauh lebih cepat dan kencang daripada biasanya. Pada paru-paru, terjadi pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida. Ketika berlari, paru-paru kita harus bekerja lebih keras dan efisien agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh kita.

Bila seseorang, tanpa adanya persiapan apa pun, disuruh berlari secepat seorang atlet merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Walau potensi yang dimiliki dapat mendukung, namun tanpa adanya latihan, otot, jantung, dan paru-paru orang itu tak akan siap untuk berlari. Seperti yang kita tahu, seorang atlet dapat berlari jarak yang jauh sebab ia memiliki otot yang telah dilatih. Otot yang ia miliki telah terbiasa dengan tensi yang harus ia lakukan. Apa yang ia konsumsi juga telah diperhitungkan pula. Mereka di beri kalori secukup-cukupnya, agar mereka dapat tetap menjaga berat badan ideal mereka.

Seorang pelari, akan minimal berlari sejauh 20 kilometer setiap harinya. Dengan jarak ini, mereka dapat selalu melatih otot pada kaki mereka. Otot yang mereka miliki akan menjadi terbiasa menopang beban mereka sendiri. Dengan adanya latihan setiap harinya, seorang atlet dapat menjadi terbiasa dengan rutinitas ini.

Dalam berlari, juga ada pula beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menghemat energi, dan mempergampang pernafasan. Seorang atlet pasti akan mengetahui segala teknik yang dapat digunakan dalam sebuah situasi tertentu. Semisal, ketika atlet itu mengalami sudukan, ia dapat langsung menggunakan teknik tertentu yang dapat membantu meringankan rasa sakitnya. Dengan mengetahui teknik-teknik ini, seorang atlet dapat dengan gampang beradaptasi dengan lingkungannya. 

Pada umumnya, orang-orang biasa tak akan mengetahui teknik-teknik seperti ini. Hal-hal kecil seperti teknik ini dapat mempengaruhi jarak yang dapat kita tempuh, pernafasan dengan lebih efisien, dan juga keefektifan penggunaan energi kita. Walau hal-hal seperti ini biasa di sepelekan, hal-hal seperti ini juga akan berpengaruh pada hasil akhirnya.

Semua orang memiliki kemampuan dan kekuatan jantung yang berbeda. Dalam berlari, jantung merupakan tempat di mana energi akan diedarkan. Atlet, selain melatih otot kaki mereka, pasti juga akan melatih jantung mereka. Energi yang kita dapatkan merupakan hasil dari pemecahan ATP (Adenosine triphosphate) menjadi ADP (Adenosine diphosphate) dan unsur fosfat. Dalam proses ini, akan terjadi proses penguraian dan hal ini menyebabkan adanya pelepasan elektron. Elektron inilah yang akan menjadi energi kita. ATP dapat kita dapatkan dari proses respirasi, yang merupakan proses oksidasi glukosa dan oksigen untuk mendapatkan energi dalam bentuk ATP. 

Proses ini terjadi dalam mitokondria. Pada pernafasan aerob (menggunakan oksigen), 1 unsur glukosa dapat menjadi 36 ATP. Dalam proses ini, jantung memiliki peran untuk mengedarkan energi yang terdapat dalam aliran darah. Bila jantung kita kuat, maka kita dapat mendapatkan energi yang kita butuh dalam waktu yang cepat. Atlet telah memiliki jantung yang telah mereka latih. Dengan melatih jantung mereka, mereka dapat dengan gampang mengedarkan energi yang dibutuhkan. Orang biasa tidak memiliki kemampuan ini. Ada orang-orang yang memiliki jantung yang tidak kuat, sehingga peredaran terjadi sangat pelan. Jantung yang mereka miliki tidak terbiasa dalam melakukan aktivitas berlari dalam waktu yang panjang dan jarak yang jauh.

Selain jantung, paru-paru juga sangat berpengaruh dalam berlari. Paru-paru akan berperan dalam proses pertukaran oksigen yang terjadi pada alveoli. Kita membutuhkan oksigen yang banyak dalam berlari. Ketika kami berlari oksigen akan digunakan untuk membuat ATP. Bila oksigen kita tidak mencukupi, maka tubuh kita akan dengan cepat langsung beradaptasi dengan cara nogs-ngosan. Ngos-ngosan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh tubuh kita agar kita dapat mendapatkan oksigen dalam jumlah yang lebih banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan kita. Bila setelah ngos-ngosan, oksigen kita masih belum cukup, maka tubuh kita akan beradaptasi dan melakukan respirasi anaerob. Respirasi anaerob adalah proses respirasi di mana kita tidak menggunakan oksigen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun