Pendidikan dalam kasih memungkinkan otoritas pendidikan menghasilkan kebijakan yang  memerdekakan dan membahagiakan bagi para pelaku pendidikan, bukan lagi lagi kebijakan yang membebankan. Â
Dengan konsep pendidikan dalam kasih, pihak BPH tidak lagi memeras keringat para pendidiknya., tetapi bersikap lebih transparan, akuntabel, dan bersedia mendukung para pendidik dengan gaji dan insentif  yang memadai.
Pendidikan dalam kasih juga memungkinkan para pendidik menerima dan memperlakukan para peserta didik sebagai manusia apa adanya. Â Sekolah/kampus dan para pendidik tidak lagi mengutamakan peserta didik dari keluarga mampu, peserta didik yang cerdas, dan normal keadaan fisiknya.Â
Melalui pendidikan dalam kasih, para pendidi akan  bersedia memberi perhatian yang wajar kepada semua peserta didik, tak terkecuali yang berasal dari keluarga miskin, anak yang kurang cerdas dan memiliki cacat tubuh.
 Pendidikan dalam kasih  tercermin jelas pada kata kata John Kuhn, pembicara nasional dalam gerakan Save Our School, Amerika Serikat. Dalam orasinya ketika melakukan demonstrasi bertajuk 'Save Texas Schools' pada 2013, Kuhn dengan lantang berbicara kepada publik, katanya: "Bawa kepada saya anak-anakmu yang tak bisa berbahasa Inggris.Â
Bawa kepada saya anak-anakmu yang cacat fisik. Saya merindukan mereka semua. Dan, saya akan mendampingi mereka semua dengan penuh kasih." (Bdk.John Kuhn: Fear and Learning in America, 2014).
Begitulah wujud nyata dan ciri utama pendidikan dalam kasih. Sistem pendidikan yang seperti itlah yang mesti kita kembangkan untuk mendobrak dan menggeser sistem pendidikan penuh ketakutan yang sedang berlangsung.*** (Selesai).