Aku sangat mengenal dia. Bagaimana kepribadiannya, kebiasaannya, bahkan aroma tubuhnya pun aku sangat hafal. Bahkan dulu sempat dari aroma parfum, aku bisa merasakan kalau dia sedang berada di sekitarku. Hebat bukan? Sebab dia itu kalau sudah suka terhadap sesuatu maka akan sulit baginya untuk berpaling, mengubah atau berganti haluan. Pun demikian kalau urusan hati. Jika ia sudah menyukai seseorang, maka akan sulit baginya memandang ke arah lain. Dia pernah menyukai seseorang, tapi cintanya tak berbalas. Kendati demikian, ia tetap saja tak melirik orang lain dan masih menaruh harapan. Keras kepala memang!
Setelah menyelesaikan kuliahnya tahun lalu, kamipun berpisah. Selama kurang lebih tiga tahun kami bersama. Bagiku dia sudah seperti adik kandungku sendiri. Kami berbagi banyak hal. Bahkan ibukupun sudah menganggapnya seperti putrinya sendiri. Sekarang kami berpisah untuk menjemput impian kami masing-masing. Dia memutuskan untuk pergi ke ibu kota mengadu nasib di sana.Â
Puji Tuhan, tidak menunggu lama akhirnya ia mendapat pekerjaan.
"Kak, aku di panggil interview. Doakan ya supaya di terima"
"Amin. Kakak pasti doakan kamu dek, semangat ya!"
Beberapa jam berikutnya ia memberi kabar bahagia itu.
"Puji Tuhan kak, mulai besok aku sudah mulai bekerja, doakan supaya aku bisa melalui masa training ya kak"Â
"Pasti kakak doakan dek. Kamu pasti bisa!"
Hari demi hari berlalu. Bulan berganti bulan. Tiap saat ia selalu membagi kisahnya kepadaku. Ia cerita ini dan itu. Ia foto kantornya, meja kerjanya. Ahh.... sebagai seorang kakak kalian pasti bisa bayangkan betapa bangga dan bahagianya melihat adik kita seperti itu.
"Wah.... sekarang kamu hebat ya! Udah jadi anak kantoran. Padahal dulu kamu mana mau kerja sama orang. Asik bilang mau buka usaha sendiri. Gak mau di atur-atur. Sekarang udah betah aja duduk di bawah tekanan. Hahahaa" kataku sambil tertawa