Mohon tunggu...
Mawani Gultom
Mawani Gultom Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi dan menginspirasi

Mulailah dari hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kak, Aku Takut!

29 Maret 2020   23:23 Diperbarui: 29 Maret 2020   23:39 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pixabay.com

Aku sangat mengenal dia. Bagaimana kepribadiannya, kebiasaannya, bahkan aroma tubuhnya pun aku sangat hafal. Bahkan dulu sempat dari aroma parfum, aku bisa merasakan kalau dia sedang berada di sekitarku. Hebat bukan? Sebab dia itu kalau sudah suka terhadap sesuatu maka akan sulit baginya untuk berpaling, mengubah atau berganti haluan. Pun demikian kalau urusan hati. Jika ia sudah menyukai seseorang, maka akan sulit baginya memandang ke arah lain. Dia pernah menyukai seseorang, tapi cintanya tak berbalas. Kendati demikian, ia tetap saja tak melirik orang lain dan masih menaruh harapan. Keras kepala memang!

Setelah menyelesaikan kuliahnya tahun lalu, kamipun berpisah. Selama kurang lebih tiga tahun kami bersama. Bagiku dia sudah seperti adik kandungku sendiri. Kami berbagi banyak hal. Bahkan ibukupun sudah menganggapnya seperti putrinya sendiri. Sekarang kami berpisah untuk menjemput impian kami masing-masing. Dia memutuskan untuk pergi ke ibu kota mengadu nasib di sana. 

Puji Tuhan, tidak menunggu lama akhirnya ia mendapat pekerjaan.

"Kak, aku di panggil interview. Doakan ya supaya di terima"

"Amin. Kakak pasti doakan kamu dek, semangat ya!"

Beberapa jam berikutnya ia memberi kabar bahagia itu.

"Puji Tuhan kak, mulai besok aku sudah mulai bekerja, doakan supaya aku bisa melalui masa training ya kak" 

"Pasti kakak doakan dek. Kamu pasti bisa!"

Hari demi hari berlalu. Bulan berganti bulan. Tiap saat ia selalu membagi kisahnya kepadaku. Ia cerita ini dan itu. Ia foto kantornya, meja kerjanya. Ahh.... sebagai seorang kakak kalian pasti bisa bayangkan betapa bangga dan bahagianya melihat adik kita seperti itu.

"Wah.... sekarang kamu hebat ya! Udah jadi anak kantoran. Padahal dulu kamu mana mau kerja sama orang. Asik bilang mau buka usaha sendiri. Gak mau di atur-atur. Sekarang udah betah aja duduk di bawah tekanan. Hahahaa" kataku sambil tertawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun