Menikah itu menurunkan ekspektasi dan meninggikan toleransi
Sebelum menikah pasti para gadis membayangkan akan bertemu dengan suami yang bisa menjadi imam dalam keluarganya. Sang suami ini menjadi pemimpin segalanya di rumahnya. Ia menjadi pemimpin dalam beribadah, pemimpin dalam keuangan, ataupun pemimpin dalam mengambil semua keputusan.
Agaknya setelah beberapa saat dalam pernikahan, kemudian muncullah anomali-anomali. Si suami ini harus dibangunkan ketika shalat subuh. Ia akan melek sebentar kemudian tertidur lagi. Kemudian Anda dengan hati-hati membangunkannya lagi. Dalam hati terbersit pemikiran, "lahhhh...imam yang kek mana ini, duhhhh"
Berikutnya banyak hal terjadi yang menguras emosi. Handuk usai dipakai diletakkan begitu saja di sembarang tempat padahal sudah disediakan tempat untuk menjemur handuk. Baju di lemari acak-acakan cuma 10 menit dari saat Anda merapikannya setelah melewati  beberapa jam proses menyeterika. Kemudian janji pulang yang  selalu molor.Â
Dalam pesannya, ia menulis sedang otw. Namun, 3 jam berikutnya baru sampai rumah, padahal perjalanan hanya butuh waktu 20 menit. Dan masih banyak lagi pastinya yang kalau dibuat daftar akan habis satu gulung kertas struk minimarket!
Kejadian-kejadian itu kemudian membuat Anda berpikir apakah suami Anda tertukar? Ah apa iya sih? Pertanyaan ini pasti berputar-putar di kepala Anda. Apa iya jodoh Anda tertukar?
Anda orang yang sangat rapi. Anda terbiasa dengan lantai sangat bersih dan licin hingga lalat pun terpeleset. Kemudian Anda adalah orang yang tepat waktu. Bahkan, Anda terbiasa datang ke suatu acara beberapa waktu sebelum acara dimulai. Baju-baju tertata rapi, lipatan pun dibuat seragam.Â
Jadi, ketika kemudian Anda menikah dengan seseorang yang berkebalikan dengan Anda, bahkan mungkin jauh dari ekspektasi Anda? Apa yang akan terjadi?
Mari kita coba tuliskan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Anda. Pertama, Anda mungkin akan merasa sangat kecewa karena tipe suami seperti itu jauh dari harapan Anda.Â
Berikutnya Anda akan banyak memberi pelajaran (baca: omelan) mengenai bagaimana adat yang berlaku dalam rumah tangga Anda. Sedikit demi sedikit Anda akan berharap suami Anda melakukan apa yang Anda mau.
Nah sekarang, kira-kira, apakah suami Anda akan berubah? Tentunya karena suami Anda adalah orang yang baik, dia akan pelan-pelan merubah sikapnya. Ia akan menjadi suami yang baik hati dan rajin tentunya.Â