Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru dan Hilangnya Keberkahan Ilmu

9 Agustus 2022   12:21 Diperbarui: 9 Agustus 2022   12:33 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: media dakwah

Dikisahkan Syekh Abdul Qadir adalah seorang ulama yang terkenal. Murid-muridnya berasal dari berbagai daerah dan kalangan. Ada anak orang kaya, anak penguasa, anak pedagang dan anak-anak orang miskin. Di madrasah Syekh Abdul Qadir tidak ada diskriminasi, semua murid diperlakukan sama.

Ulama Syekh Abdul Qadir, mengajarkan murid-muridnya ilmu dan lebih diutamakan adab, termasuk adab kepada guru yang dijunjung tinggi. Termasuk adab yang diajarkan adalah bagaimana murid berkhikmat dan meraih keberkahan dari gurunya.

Telah menjadi kebiasaan, ketika sang guru sedang menyantap makan dan minum, maka murid-murid tidak ada yang ikut makan sebelum gurunya selesai, tradisi ini bermaksud meraih berkah ilmu dengan memakan sisa makanan dan minuman sang  guru.

Syekh Abdul Qadir paham hal tersebut sehingga ia selalu menyisakan makanannya untuk di ambil oleh murid-muridnya. Suatu hari, seorang tamu datang menjenguk anaknya melihat peristiwa tersebut dan berpikir bahwa anak-anak mereka yang belajar pada Syekh Abdul Qadir diperlakukan seperti babu atau kucing yang diberi makanan sisa dari gurunya. 

Salah satu orang tua ini merupakan orang terpandang, ia  datang menghadap Syekh Abdul Qadir dan mengungkapkan keberatannya atas perlakuan sang guru kepada anaknya yang dianggap melecehkan kehormatan diri dan anaknya.

Terjadilah diskusi : 

"Wahai tuan syekh, saya menghantar anak saya kepada tuan syekh bukan untuk jadi pembantu atau diperlakukan seperti kucing. Saya hantar kepada tuan syekh, supaya anak saya jadi alim ulama'."

Syekh Abdul Qadir pun menjawab ringkas saja. " Kalau begitu ambillah anakmu."

Maka orang tua murid  tadi mengambil anaknya untuk pulang. Ketika keluar dari rumah syekh menuju jalan pulang. Orang tua murid tadi bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu, hukum syariat, ternyata semua pertnyaan dapat dijawab dengan tepat dan rinci oleh sang anak.  Maka orang tua tadi berubah pikiran dan mengembalikan anaknya kepada tuan Syekh Abdul Qadir.

"Wahai tuan syekh terimalah anak saya untuk belajar dengan tuan kembali. Tuan didiklah anak saya. Ternyata anak saya bukan seorang pembantu dan juga tidak diperlakukan seperti kucing. Saya melihat ilmu anak saya sangat luar biasa bila bersamamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun