Mohon tunggu...
Swasti
Swasti Mohon Tunggu... Lainnya - Swasti

Hari ini aku belajar dan berlatih merangkai kata, karena aku ingin menjadi seorang penulis kelak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Austerity

20 Maret 2017   20:06 Diperbarui: 21 Maret 2017   06:00 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang di dompet menipis, tak ada alokasi dana untuk limun, martabak, dan pulsa.

“Aku harap kau mengerti Na, agar problemku tidak semakin multiple. Sabar ya, Na,” ujarnya lagi.

 “Problem yang sistemiknih,” senyum Nadia merekah penuh maklum, senyum dikulum, namun tetap saja tak tertahan.

“Tapi tindak penghematan  ini jangan membuatmu untuk relokasi cinta ya, sayang.," pesan sponsor Dio.

Nadia menggeleng keras. Toh, kini tak ada garis batas syak wasangka lagi. Makanya, Nadia berani membuat janji.

Kebijakan pengiritan ini memang menyeret pada penderitaan sejenak, tetapi ini adalah jalan terbaik.

Austerity is painful, but correct.

“Kalo perlu, besok kita menambang emas, ya ‘yang?” Dio menawarkan solusi.

“Jangan ekstrim,” peluk Nadia manja.

---*****­---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun