Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ketika Nenek Tua Jadi Penemu Situs Kuno

7 Juni 2013   21:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:22 3270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_266149" align="aligncenter" width="400" caption="Candi Medalem warisan Majapahit yang memprihatinkan"][/caption]

Sisa kebesaran masa silam Kerajaan Majapahit ternyata tidak hanya terpusat di Kecamatan Trowulan- Mojokerto. Di kota “udang” Sidoarjo juga banyak kita jumpai situs-situs purbakala warisan Majapahit yang kondisinya memprihatinkan.

Seperti contohnya yang ada di Desa Medalem, Tulangan-Sidoarjo ini. Di desa ini traveler akan menemukan tumpukan batu bata kuno yang diyakini sebagai “pendopo” atau semacam tempat untuk berkumpulnya (bermusyawarah) orang-orang jaman dulu.

Situs yang ternyata ditemukan tahun 1991 ini oleh masyarakat setempat dinamakan Candi Medalem hal ini sesuai benar nama desa dimana kekunoan ini berada.

Candi Medalem sebenarnya merupakan tumpukan batu bata kuno. Bentuk candi yang sebenarnya masih menjadi tanda tanya besar.

[caption id="attachment_266151" align="aligncenter" width="400" caption="Belum jelas bentuk Candi Medalem yang sebenarnya"]

13706152561280324897
13706152561280324897
[/caption]

Seorang juru pelihara candi bernama Tamaji yang sekaligus menjadi penemu Candi Medalem, mengisahkan bahwa dulu di atas candi ini hidup dan tumbuh beberapa pohon besar.

Suatu ketika ia bermimpi bertemu dengan seorang perempuan tua. Dalam mimpinya nenek itu berpesan agar Tamaji merawat benda yang ada di bawah pohon beringin, asem dan kecacil yang sudah berusia ratusan tahun itu.

Pesan dalam mimpi lelaki paruh baya ini kemudian diceritakannya kepada tokoh dan masyarakat Desa Medalem. Setelah berunding, mereka akhirnya setuju untuk menebang sekaligus mencabuti akar pepohonan yang menyeramkan itu.

Alhasil dari penggalian dan pembongkaran akar pepohonan tua itu ditemukan susunan batu bata kuno yang kemudian dikenal dengan nama Candi Medalem seperti sekarang ini.

Lebih lanjut sang juru pelihara menerangkan bahwa situs ini lebih mirip bangunan dasar atau pondasi sebuah candi.

Sedangkan bagian badan dan atap candi diperkirakan hancur karena proses pelapukan selama ratusan tahun.

[caption id="attachment_266152" align="aligncenter" width="400" caption="Candi Medalem tidak istimewa tetapi tetap menjadi warisan sejarah yang tak ternilai"]

13706154991687897087
13706154991687897087
[/caption]

Selain itu remuknya batu bata candi ini juga akibat perkembangan sistem perakaran pepohonan besar seperti beringin, asem dan kecacil itu.

Memasuki lokasi situs tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis. Ketika kami berkunjung ke sana, suasana tampak sepi. Tidak ada seorang pengunjungpun yang kami jumpai di situs merana itu.

Awalnya kami sendirian di sana. Setelah beberapa puluh menit mengambil gambar candi yang sama sekali nggak ada istimewanya itu baru kemudian datanglah Pak Tamaji.

Lalu kamipun terlibat perbincangan serius seputar asal-usul ditemukannya Candi Medalem. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Purbakala kurang bersungguh-sungguh merespon temuan situs yang diperkirakan warisan Kerajaan Majapahit ini.

Sampai sekarang perbaikan-perbaikan yang sifatnya meningkatkan daya tarik wisatawan justru belum dilakukan secara maksimal.

[caption id="attachment_266155" align="aligncenter" width="400" caption="Candi Medalem dari sisi yang lain"]

1370615718326918641
1370615718326918641
[/caption]

Untung saja warga Kampung Medalem selama ini cukup antusias menjaga warisan sejarah itu. Menurut Pak Tamaji ketika ia memerlukan dana untuk pembuatan pagar tembok dan perawatan kompleks Candi Medalem, warga dengan sukarela memberikan sumbangan.

Pagar tembok yang cukup bagus di pelataran candi merupakan sumbangan riil warga Kampung Medalem. “Kalau nggak ada bantuan warga, kompleks candinya mungkin nggak kayak begini.” Begitu ujar Tamaji.

Harapan Tamaji sederhana saja. Candi yang ditemukannya pada tahun 1991 itu harus dipelihara dan dijaga sebagai aset budaya dan sejarah bangsa. Seperti pesan sang nenek yang datang kepadanya melalui mimpinya itu.

Bagi traveler yang penasaran dan ingin menyaksikan Candi Medalem dengan kisah penemuannya yang unik itu bisa mendatangi Kecamatan Tulangan Sidoarjo. Ada banyak angkutan umum yang melewati kawasan ini dari terminal Kota Sidoarjo.

[caption id="attachment_266157" align="aligncenter" width="400" caption="Pabrik Gula Tulangan yang berada tidak jauh dari Candi Medalem"]

13706159612115004868
13706159612115004868
[/caption]

Untuk memudahkan agar cepat sampai ke lokasi situs. Traveler bisa berjalan menuju Pabrik Gula Toelangan (pabrik gula warisan Belanda) yang bisa dijadikan patokan. Tidak jauh dari pabrik gula ini terdapat sungai yang melintasi Desa Medalem.

[caption id="attachment_266158" align="aligncenter" width="400" caption="Salah satu sisi Pabrik Gula Tulangan Sidoarjo"]

1370616138698077049
1370616138698077049
[/caption] [caption id="attachment_266159" align="aligncenter" width="400" caption="Areal perkebunan tebu milik PG. Toelangan Sidoarjo"]
13706163431062954115
13706163431062954115
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun