Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Keren, Pintu Air Jagir Warisan Tentara Tar-tar

8 Mei 2013   22:25 Diperbarui: 12 Agustus 2016   22:27 2633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13680220291083818565


[caption id="attachment_259880" align="aligncenter" width="500" caption="Pintu Air Jagir Surabaya"][/caption]

Para sejarahwan berpendapat bahwa dulu ketika pasukan “Tar-Tar” yang merupakan bala tentara Raja Kubi Lai Kan dari Kerajaan Mongolia hendak menyerang Kediri. Di sekitar pintu air inilah kapal-kapal perang tentara Tar-Tar ditambatkan (bersauh) sebelum menghancurkan kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri kala itu diperintah oleh Prabu Jayakatwang. 

Perasaan dendam kesumat dan sakit hati yang begitu mendalam Raja Kubi Lai Kan terhadap Kertanegara belum terbalaskan. Lalu dilakukanlah penyerangan kembali ke Jawa. Sejarah sudah berubah. Kertanegara yang merupakan raja terakhir Kerajaan Singosari itu jauh-jauh hari sebelum kedatangan bala tentara Tar-Tar ternyata sudah tewas ditangan Jayakatwang. Sementara Kubi Lai Kan mengira Kertanegara masih hidup.

Pertempuran pasukan Tar-Tar dengan Jayakatwang dari Kediri tak terelakkan lagi hingga akhirnya Jayakatwang tewas. Dalam pertempuran itu bala tentara Tar-Tar kehilangan banyak pasukan. Kesempatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Raden Wijaya dengan bantuan Arya Wiraraja dari Madura untuk balik menggempur pasukan Tar-Tar yang sudah kocar-kacir itu. Akhirnya pasukan Tar-Tar dipukul mundur dan sebagian lagi diusir kembali ke negaranya. Maka kemudian berdirilah Kerajaan Majapahit dengan Raden Wijaya sebagai raja pertamanya.

Di masa pemerintahan Belanda di Surabaya, Pintu Air Jagir digunakan untuk mengendalikan debit air di kawasan Jagir dan sekitarnya. Sampai sekarang pintu air ini masih berfungsi sebagai pengendali banjir di Surabaya. Bangunannya yang kuno tetap terawat dengan baik. Pemerintah Kota Surabaya menjadikan bangunan warisan Belanda ini sebagai benda cagar budaya yang banyak dikunjungi wisatawan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun