Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Ceriakah Anak-anak di Tengah Pandemi?

22 Juli 2021   21:58 Diperbarui: 26 Juli 2021   11:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karnaval 17 an (sebelum pandemi, dok.pri)

Pandemi yang kian merebak, memungkinkan pihak sekolahan tidak melakukan proses belajar mengajar secara langsung (tatap muka/off line) melainkan menerapkan pembelajaran jarak-jauh atau sistem online (daring/dalam jaringan). 

Sebagian kalangan tak terkecuali anak-anak pasti merasa bosan (boring) dengan cara belajar sistem online ini. Karena sebelumnya mereka itu lebih familiar dengan proses belajar-mengajar dengan tatap muka langsung. 

Yakni ada guru-guru kompeten yang berdiri di depan kelas menyampaikan materi pelajaran. 

Proses belajar-mengajar secara daring (online) membutuhkan smartphone, laptop dan pastinya jaringan internet. Pemerintah telah memberikan subsidi kuota paket internet sesuai provider masing-masing. 

Namun, sedikit atau banyak pihak orang tua tetap harus mengeluarkan dana untuk membeli paket kuota agar mereka bisa mengikuti pelajaran secara online.  

Karnaval 17 an kemungkinan ditiadakan  

Bulan depan, tepatnya tanggal 17 Agustus 2021, kita Bangsa Indonesia akan merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-76.

Karnaval 17 an (sebelum pandemi, dok.pri) 
Karnaval 17 an (sebelum pandemi, dok.pri) 
Biasanya nih dalam kondisi normal (sebelum merebak pandemi), upacara bendera dan beragam acara perayaan lainnya digelar secara langsung (offline) namun kini musnah sudah kegembiraan yang biasa muncul pada perayaan HUT negara tercinta kita ini. 

Pentas seni dan karnaval serta beragam jenis perayaan lainnya yang melibatkan banyak orang sehingga memungkinkan terjadinya kerumunan massa besar kemungkinan ditiadakan mengingat rakyat diwajibkan berdisiplin ketat dengan prokes 5M. 

Anak-anak merupakan sponsor (penggembira) karnaval 17 an. Tanpa anak-anak, karnaval 17 an tidak berarti apa-apa alias hambar dan kurang semarak. 

Pemerintah menghimbau para pemimpin di daerah, tokoh masyarakat dan orang tua untuk lebih protektif terhadap anak-anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun