Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Tenang dan Sabar", Kiat Hidup Sehat ala Ibnu Sina di Tengah Pandemi

15 Juli 2021   07:50 Diperbarui: 15 Juli 2021   10:55 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah ilustrasi, hidup di tengah merebaknya pandemi memang wajib ekstra hati-hati terutama dalam menerapkan disiplin ketat prokes 5M namun keceriaan (hepi) harus tetap dipertahankan karena itu bagian dari terapi penyembuhan. Bahagia itu sederhana kok (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Beliau hidup pada kurun waktu antara 980 hingga 1037 masehi. Atau sekitar 350 tahun setelah Rasulullah SAW wafat. Beliau lahir di Iran (Persia) dengan nama Abu Ali al-usayn ibnAbdillah ibnu Sina

Sebagai seorang ilmuwan karya beliau sangat luar biasa dan diakui dunia. Salah satu karya beliau yang sangat monumental dan fenomenal ialah Al-Syifa yang berarti penyembuhan. 

Ibnu Sina dijuluki sebagai the Prince of Doctors (pangeran para dokter) dan the Father of Modern Medicine in the Middle Ages (bapak kedokteran modern dalam abad pertengahan). 

Konsep berpikir beliau pada masa itu masih relevan dengan kiat hidup di tengah pandemi seperti sekarang ini yaitu : Al-wahm nishfud-dā-i, wal-ithmi’nān nishfud-dawā-i, wal-şabr bidāyah al-syifā yang artinya kurang lebih : delusi (serba kawatir) adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh pengobatan dan kesabaran adalah awal dari kesembuhan

Para alim ulama dan ustaz dalam berbagai kesempatan tak jarang menyitir pendapat Ibnu Sina itu mengenai pandemi yang kian merebak itu. Bahwa tidak usah takut menghadapi wabah (pandemi) ini, tetapi hadapilah dengan suka cita dan kegembiraan karena wabah itu tidak takut kepada pengecut dan penakut. 

Berbagai pendapat (inovasi) Ibnu Sina sebenarnya masih sangat relevan dengan ilmu pengetahuan modern antara lain bahwa seseorang (penderita) yang dalam kondisi sikap mental optimis akan lebih cepat merespons pengobatan daripada penderita yang ketakutan atau panik berlebih. Rasa takut yang signifikan atau kecemasan yang berlebihan dapat melemahkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh.

Ibnu Sina mengungkapkan bahwa wabah itu disebabkan oleh partikel yang tidak terlihat oleh mata telanjang, menembus udara, rambut, pakaian dan sentuhan. Serta ditularkan melalui gesekan antar manusia. 

Selain tidak boleh takut kepada wabah penyakit, Ibnu Sina juga mengajarkan cara lain untuk mencegah wabah, yaitu yang bersangkutan harus menjauhi kerumunan manusia, uang harus disterilkan dengan cuka. Masjid dan pasar harus ditutup untuk sementara waktu sehingga setiap orang beribadah (sholat) di rumahnya masing-masing agar rantai penyebaran wabah tidak berlanjut. 

Menurut beliau pula, tenaga kesehatan (dokter) dan paramedis yang merawat pasien harus mensterilkan hidungnya dengan kapas yang direndam dalam cuka dan mengunyah auraq al-syaikh (semacam daun-daunan), yang semuanya ini baru diketahui oleh masyarakat modern setelah pandemi Covid-19 menyebar ke berbagai negara di dunia ini [Tiga]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun