Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mendengar Kebocoran Data Pribadi di Tubuh BPJS Kesehatan, Perasaan Cemas dan Was-was Saya Muncul Lagi

24 Mei 2021   22:56 Diperbarui: 24 Mei 2021   23:23 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Beberapa hari belakangan mulai santer terdengar isu kebocoran data pribadi. Tidak tanggung-tanggung, jumlah data pribadi yang dibocorkan itu mencapai kurang lebih 279 juta data pribadi Warga Negara Indonesia. 

Kabarnya nih, yang menjadi sorotan kali ini ialah laman Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Republik Indonesia.  

Baca juga : Ngeri NIK Saya Dipakai Registrasi Massal

Kasus kebocoran data pribadi ini bukan pertama kalinya terjadi di wilayah negara hukum yang kita cintai ini. Sebelumnya juga pernah terjadi kebocoran data pasien Covid-19. 

Perihal kebocoran atau bobolnya data pribadi ini mengingatkan saya akan peristiwa bobolnya Nomer Induk Kependudukan (NIK) dan nomer Kartu Keluarga (KK) kami sekeluarga yang digunakan untuk registrasi 1,6 juta kartu seluler prabayar produk provider IS. 

Peristiwa itu terjadi beberapa tahun silam. Media cetak dan stasiun televisi kenamaan di Jawa Timur meliputnya pada sekitar 10 April 2018. 

Sejujurnya, kalau ingat kembali peristiwa itu muncul kembali trauma, perasaan cemas dan was-was. 

Ternyata apa yang menjadi kekhawatiran saya itu benar-benar terjadi selama bulan Ramadan 2021 yang baru lalu. 

Tanggal 15 April 2021, seorang perempuan bernama YH dari Tambun, Bekasi (Jabar) menghubungi saya lewat akun instagram (IG). Perempuan bernama YH itu merasa ditipu oleh seseorang bernama LC dari bisnis online yang terjadi di antara keduanya. 

LC meninggalkan nomer HP produk provider IS yang setelah dicek oleh pihak cyber crime Polres Bekasi ternyata mencatut nama kami sekeluarga (saya, anak dan istri). Bulan puasa yang mestinya dijalani dengan khusyu' ternyata sempat terkoyak dengan kejadian itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun