Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjaga Tali Silaturahmi dengan Tetap Mengikuti Disiplin Ketat 5M

14 Mei 2021   22:42 Diperbarui: 14 Mei 2021   23:40 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetap bisa bersilaturahmi ketika lebaran di tengah pandemi yang penting tetap menaati disiplin ketat prokes 5M (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Pandemi Covid-19 memang tak pandang buluh. Tidak berperikemanusiaan karena memang pelakunya bukan manusia melainkan virus corona dengan beragam variannya. 

Hidup di tengah pandemi yang penting jangan lupa protokol kesehatan (prokes). Pinjam kelakarnya ustaz Yusuf Mansur taat prokes 3 M. Apa itu? macul, macul dan macul jiahahaha. 

Maksud yang sebenarnya, masyarakat saat berlebaranpun tetap harus mengikuti disiplin ketat prokes 5M yaitu : mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. 

Meski pandemi masih merebak dan belum kunjung usai namun tali silaturahmi (silaturahim) harus tetap dijaga. 

Islam mengajarkan bahwa tali silaturahmi (hubungan/ikatan persaudaraan) perlu dijaga dan dipelihara agar tercipta ukhuwah islamiyah yang kokoh. 

Gegara pandemi akhirnya pemerintah melarang segenap warga masyarakat untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Sehingga menghalangi mereka bersilaturahmi secara langsung dengan orang tua, sanak-saudara dan kaum kerabat lainnya. 

Meski tidak bertatap muka secara langsung namun bersilaturahmi bisa dilakukan secara virtual (online) menggunakan aplikasi smartphone tertentu (misalnya : whatsapp) lengkap dengan saluran internetnya. 

Toh tidak kehilangan esensinya untuk tetap mempererat hubungan persaudaraan (tali silaturahmi) antar sesama anggota keluarga dan sanak-saudara lainnya. 

Meski mudik jarak jauh dilarang pemerintah namun sebagian masyarakat yang bermukim di kawasan tertentu, yang relatif aman dari pandemi (daerah terkendali/zona hijau) bisa saja bersilaturahmi dengan cara anjangsana satu sama lain, saling kunjung-mengunjungi secara langsung (offline) atau yang dikenal dengan istilah unjung-unjung. Yang penting tetap menerapkan disiplin ketat prokes 5M.  

Biasanya nih, unjung-unjung kurang afdol tanpa saling berbagi amplop lebaran (angpao) dan pastinya menikmati beragam makanan dan minuman yang disediakan oleh tuan rumah. Yang perlu diingat, kita enggak boleh kalap lalu membantai habis makanan dan minuman yang disediakan. 

Bagi-bagi angpao atau menjamu para tetamu yang hadir termasuk bersedekah atau berinfak di sisi lain juga mempererat tali silaturahmi. Pahala sedekah dapat, pahala silaturahmi (ukhuwah islamiyah) juga dapat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun