Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Akibat Terlalu Genit

10 Mei 2021   10:15 Diperbarui: 10 Mei 2021   10:33 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah ilustrasi (Sumber: pngtree)

Suci karena sepak terjang dan amal perbuatanmu 

Yang menciptakan kekaguman pada setiap orang yang akan menimangmu 

Sedikit catatan 

Karya fiksi (puisi) di atas bercerita tentang seorang perempuan yang dulunya hidup berlumuran dosa. Pindah dari pelukan lelaki satu ke pelukan lelaki lainnya. 

Hingga pada akhirnya karena hidayah dari Sang Khalik yang membolak-balikan hatinya, sang perempuan tadi akhirnya memilih jalan yang lurus. Mengikuti ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. 

Hingga menyucikan dirinya bak bayi perempuan yang baru lahir, suci tanpa dosa serta menciptakan kekaguman bagi orang-orang di sekitarnya. 

Sudah pasti dalam penulisannya jauh dari kata bagus apalagi sempurna. Mengalir begitu saja. Terutama pemilihan kata (diksi) yang mungkin kurang tepat dan kurang mencerminkan sebuah puisi (karya fiksi). 

Malahan saya tidak tahu persisnya, ini termasuk jenis puisi aliran apa. Kontemporer, absurd atau apa? 

Bila ada kata-kata yang berbau seronok atau kasar ya mohon dimaafkan. Itu bukan bermaksud mencari perhatian dari panjenengan semua, para kompasianer yang terhormat. 

Semoga menghibur di akhir Ramadan yang penuh hikmah dan berkah serta masih diwarnai merebaknya pandemi ini. Aamiin YRA.  
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun