Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika "Mata Kucing" Berbuah di Halaman Rumah

9 April 2021   03:44 Diperbarui: 9 April 2021   17:17 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelengkeng berbuah lebat (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Hidup di tengah pandemi ibarat pepatah Jawa "ancik-ancik pucuk ing eri" arti sebenarnya kurang lebih "berdiri di ujung duri" makna atau maksudnya ialah seseorang yang selalu dihinggapi perasaan was-was (khawatir) bila salah sedikit (tergelincir) akan terperosok ke dalam persoalan (masalah). 

Kesehatan begitu penting

Demikian pula dengan tingkah pola kita di masa pandemi seperti sekarang ini. Kita dihimbau untuk selalu menaati protokol kesehatan (prokes). 

Namun apa daya, ada saja keteledoran (kelalaian) yang kita lakukan dan ujung-ujungnya menjadi sakit akibat Covid-19 atau bahkan ajal menjemput.  

"Manusia yang berusaha dan Tuhan jualah yang menentukan". 

Di tengah berlangsungnya program vaksinasi yang belum beres itu, sebagian masyarakat kita dikejutkan oleh munculnya varian baru dari Covid-19 yakni B.1.351, B.1.1.28,  B1.1.7 dan kemudian E484K. 

Para ahli kesehatan dan epidemiolog menyarankan agar pemerintah sesegera mungkin merampungkan program vaksinasi paling lambat sampai bulan September tahun ini. Sebab dikhawatirkan vaksin yang disuntikkan tidak akan efektif terhadap serangan virus varian baru E484K. 

Tentu saja sebagian masyarakat kita menjadi panik atau ketakutan dengan merebaknya varian baru itu. 

Padahal seperti kita ketahui bersama, rasa takut, khawatir dan panik yang berlebihan tidak menutup kemungkinan berdampak pada melemah (menurun) nya daya tahan (sistem imunitas) tubuh seseorang. 

Mungkin ini dianggap terlalu klise, bahwa kesehatan tubuh di tengah pandemi atau meski tidak ada pandemipun menjadi sesuatu yang amat berharga. 

Lalu bagaimana mempertahankan kesehatan, utamanya daya tahan tubuh di masa pandemi seperti sekarang ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun