Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Segar

Berbukalah dengan yang Manis, Sewajarnya Saja, Selanjutnya dengan Air Putih Hangat!

21 Mei 2019   03:21 Diperbarui: 21 Mei 2019   06:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang kurma di Kawasan Ampel Surabaya (dok.pri)

Kadang sesuatu (pernyataan) yang sudah telanjur beredar di masyarakat apalagi sudah dipercaya (diyakini) selama berabad-abad lamanya maka sesuatu tadi sudah dianggap benar dan sah-sah saja. 

Padahal bila diteliti lebih jauh dan dikembalikan berdasarkan acuan (landasan) yang sebenarnya maka sesuatu yang diyakini tadi ternyata hanya salah kaprah.

Contoh sederhananya, hadis yang berbunyi "kebersihan sebagian dari iman". Sudah sejak lama kita mendengar hadis di atas. Bahkan sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD) kita sudah sangat familiar dengan bunyi sunah rasul itu. Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya hadis itu bersifat daif (lemah). 

Namun isi atau makna yang tersirat di dalamnya sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam tentang keindahan dan kebersihan. Sebagian ulama juga tak jarang menyitir bunyi hadis itu.

Umumnya dari kita juga sering mendengar terutama dari tayangan iklan di berbagai stasiun televisi (TV) pernyataan (hadis) yang berbunyi "berbukalah dengan yang manis". 

Nah sebenarnya bunyi hadis yang benar seperti yang diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud itu ialah "Rasulullah SAW berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air".

Jadi baik kalimat "kebersihan bagian dari iman" maupun "berbukalah dengan yang manis", keduanya merupakan salah kaprah yang sudah sekian lama beredar di masyarakat. Meski demikian, kedua pernyataan (hadis daif) tadi tidak bertentangan dengan ajaran Islam.  

Iklan atau sponsor produk makanan atau minuman tertentu baik yang tayang di berbagai stasiun TV maupun di media cetak yang menggunakan slogan "berbukalah dengan yang manis" sedikit banyak akan semakin mempopulerkan slogan tadi. 

Bagi pihak produsen makanan atau minuman tentu hal itu menjadi momen yang tepat untuk memasarkan produknya di bulan Ramadan ini meski sejatinya pernyataan tadi salah kaprah.

Buah sawo biasa (dok.pri)
Buah sawo biasa (dok.pri)
Saya juga pernah mendengar pernyataan seorang ulama di Jawa Timur, sang ulama mengatakan bahwa kurma bisa digantikan dengan buah lokal seperti buah sawo kecik karena sawo (kecik) juga manis rasanya. Sedangkan kurma cukup mahal harganya. 

Namun buah sawo kecik termasuk buah langka dan susah ditemukan di pasaran sedangkan kurma cukup mudah meski harganya lebih mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun