Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Sepur Ndas Ireng" sebagai Magnet Wisata Alun-alun Sidoarjo

20 November 2018   21:13 Diperbarui: 22 November 2018   16:57 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglo-jogloan sebagai tempat latihan seni dan senam (dok.pri)

Di berbagai daerah di Indonesia atau bahkan mungkin di luar negeri, alun-alun selalu menjadi tempat hiburan meriah bagi warga di daerah itu. Ada banyak kegiatan dan hiburan yang biasanya digelar di alun-alun sebuah kota atau kabupaten, terutama menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia atau hari-hari besar nasional dan keagamaan lainnya. 

Gerbang masuk Alun-alun Sidoarjo (dok.pri)
Gerbang masuk Alun-alun Sidoarjo (dok.pri)
Sebagian dari kita, maaf nih terutama anak mudanya umumnya punya persepsi yang berbeda mengenai alun-alun. Apa yang menarik di sana? Paling ya gitu-gitu aja. Begitu kira-kira pernyataan yang sering terlontar dari mulut mereka. 

Tidak terlalu berlebihan karena mungkin saja mereka melihat alun-alun (di kotanya) selama ini hanya berupa sebuah lapangan cukup luas di tengah kota, tak lebih dari itu. Dan persepsi itu juga mereka bayangkan untuk alun-alun di daerah atau kota lain.

Instalasi air siap minum (dok.pri)
Instalasi air siap minum (dok.pri)
Alun-alun menampilkan bangunan landmark 

Beberapa daerah di Jawa Timur yang pernah saya datangi seperti Surabaya, Tuban, Batu (Malang) dan Sidoarjo memiliki alun-alun kota yang bukan saja menarik tapi juga menampilkan sesuatu yang menjadi ikon atau landmark kota itu.

Salah satu sudut taman di Alun-alun Sidoarjo (dok.pri)
Salah satu sudut taman di Alun-alun Sidoarjo (dok.pri)
Alun-alun Batu (Malang) sudah tidak disangsikan lagi kemeriahannya terutama saat liburan di malam hari. Landmark Kota Batu berupa bangunan berbentuk buah apel sementara di dekatnya terpancar air mancur yang menawan. Selain keberadaan wahana permainan dan bianglala, pada malam hari Alun-alun Batu benar-benar memesona. 

Beragam bentuk mulai dari satwa, tanaman dan bentuk lainnya terlihat gemerlap setelah dipasang teknologi lampu digital. Belum lagi beraneka jenis kuliner di sekitar alun-alun yang siap memanjakan lidah Anda.

Arena bermain (dok.pri)
Arena bermain (dok.pri)
Alun-alun Surabaya atau masyarakat kota pahlawan itu terbiasa menyebut alun-alunnya dengan nama Tugu Pahlawan. Bangunan monumen yang menjadi pengingat insiden heroik 10 November 1945 itu merupakan landmarknya Surabaya. 

Selain keberadaan tugu pahlawan sebagai ciri khas (ikon) Kota Surabaya, di area tempat berdirinya tugu pahlawan itu juga terdapat taman bunga yang menarik dan tertata rapi serta Museum 10 Nopember yang menyimpan jejak sejarah perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam melawan Inggris dan sekutunya.

Tugu Sidoarjo (dok.pri)
Tugu Sidoarjo (dok.pri)
Lain lagi dengan Kota Tuban. Alun-alun Kota Tuban dilengkapi dengan bangunan monumen berbentuk kuda. Konon itu merupakan perwujudan kuda tunggangan Ronggolawe, seorang adipati Kota Tuban di era Majapahit. 

Di sekitar alun-alun kota terdapat beberapa bangunan penting antara lain kantor bupati kepala daerah, Masjid Agung Tuban, Museum Kambang Putih dan kompleks pusara Sunan Bonang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Alun-alun Sidoarjo tampil beda 

Nama Kota Sidoarjo yang sempat mencuat gegara bencana lumpur panas Lapindo menenggelamkan sebagian wilayah Porong ternyata juga memiliki alun-alun yang kini tampil beda bila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Monumen ikan bandeng dan udang (dok.pri)
Monumen ikan bandeng dan udang (dok.pri)
Pertama kali, pengamatan saya tertuju pada bangunan semacam joglo-jogloan (bukan Pendopo Delta Wibawa lho) yang berdiri di bagian utara alun-alun. Sering kali saya singgah di tempat ini meski hanya sekedar berteduh dan sering pula saya melihat tempat ini penuh dengan berbagai aktivitas. 

Tampaknya kaum muda Sidoarjo, apakah itu pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum tak jarang memanfaatkan tempat itu sebagai tempat latihan seni tari dan olah raga senam.

Sebagian Alun-alun Sidoarjo (dok.pri)
Sebagian Alun-alun Sidoarjo (dok.pri)
Bangunan-bangunan penting yang biasa kita jumpai di sekitar alun-alun kota lainnya seperti pendopo agung, kantor kepala daerah dan mungkin juga masjid besar (masjid jamik) juga kita temukan di Alun-alun Sidoarjo. Selain bangunan tempat berteduh (joglo-jogloan) yang penuh dengan berbagai aktivitas. 

Di sebelah barat alun-alun, kira-kira seratus meter dari Masjid Agung Sidoarjo bisa Anda temukan pasar (sentra) kuliner. Beraneka jenis kuliner khas Jawa Timur khususnya dari daerah Sidoarjo dijajakan di lapak-lapak yang dilengkapi dengan tenda. 

Salah satu view joglo-jogloan (dok.pri)
Salah satu view joglo-jogloan (dok.pri)
Jangan Anda kira Alun-alun Sidoarjo kondisinya seperti beberapa tahun sebelumnya. Pemerintah Kabupaten (pemkab) mencoba mengembangkan alun-alunnya tak ubahnya Taman Bungkul di Surabaya. 

Selain area parkir kendaraan yang cukup luas dan leluasa, Alun-alun Sidoarjo kini memiliki instalasi air siap minum. Jadi bagi Anda yang sedang kehabisan air minum selama berkeliling di alun-alun tak perlu khawatir kehausan karena sudah tersedia air siap minum secara gratis.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Meski bukan secara khusus diperuntukkan sebagai tempat bermain sepak bola kadang sebagian warga juga memanfaatkan sebagian Alun-alun Sidoarjo untuk olah raga bermain bola ala kadarnya, bermain bola voli juga badminton serta berlari-lari (jogging) mengitari alun-alun dengan udaranya yang masih segar itu. Keteduhan sekeliling alun-alun tercipta karena banyak tumbuh pepohonan rindang.

Inilah sepur ndas ireng itu (dok.pri)
Inilah sepur ndas ireng itu (dok.pri)
Di dalam alun-alun sendiri tidak melulu berupa lapangan rumput yang terawat dengan baik. Taman yang penuh dengan beraneka tanaman hias disertai tempat duduk dan payung besar terlihat di sana. 

Wahana bermain anak-anak juga tak ketinggalan. Di antara taman bunga juga berdiri tugu atau monumen Kota Sidoarjo. Tak hanya itu, bangunan yang berupa patung udang dan ikan bandeng menjadi landmark yang turut memercantik Alun-alun Sidoarjo.

Uniknya lagi, di dalam alun-alun yang sudah segar dengan taman bunga yang tertata rapi itu masih dihiasi lagi dengan lokomotif kereta kuno. Masyarakat Jawa biasa menyebutnya dengan istilah sepur ndas ireng. 

Lokomotif kereta kuno itu tak pelak membuat penasaran para pengunjung alun-alun. Mereka ingin melihat dari dekat seperti apa lokomotif jaman dulu. Memegang-megang, melihat bagian-bagian lokomotif secara detail dan bahkan tak melewatkan kesempatan untuk berfotoria dengan sang lokomotif tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun