Suhu politik negara boleh memanas karena memang tahun ini adalah tahun politik menjelang pemilihan anggota legislatif (pileg) dan presiden (pilpres) pada bulan April 2019 mendatang.Â
Namun bagi Romli (50) tak ada istilah tahun panas, ia bahkan tak bergeming dengan situasi politik di tanah air. Bahkan dengan kondisi ekonomi nasional yang oleh sebagian orang dianggap gonjang-ganjing itu. Yang ia pikirkan justru bagaimana dagangannya laku dan pulang dengan membawa uang untuk nafkah keluarga.Â
"Sewu..sewu.., ayo sewu..sewu..., plaris joko sing nukoni (seribu..seribu.., ayo seribu..seribu.., laku pertama perjaka yang beli, red) begitu kalimat yang sempat terlontar dari mulut Romli, menawarkan dagangan kepada para pembelinya saat ia menunggui lapaknya di bagian depan sebuah Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) beberapa waktu lalu.
Semenjak di PHK dari sebuah perusahaan swasta multinasional kehidupan ekonomi keluarganya menurun drastis. Untung saja ia segera beralih profesi dan kini menjalani kesehariannya sebagai pedagang mainan anak-anak yang harus memajang dagangannya dari satu sekolah ke sekolah lainnya.Â
Romli tidak pernah mengenal rasa lelah, meski panas ataupun hujan ia terjang saja agar bisa tetap berjualan selagi badannya masih sehat. Ia dengan tekun melakoni profesinya yang mungkin dipandang remeh oleh sebagian orang.
Nah mainan yang berupa kelomang itulah yang menyita perhatian para pembeli yang sebagian besar adalah anak-anak sekolah. Uniknya lagi selain menjajakan dagangannya itu, Romli juga mempertontonkan kemahirannya bermain sulap kecepatan tangan (quick hand trick) dengan menggunakan media pentol korek api dan seutas tali.Â
Semua jenis mainan dibandrol Romli dengan harga meriah yakni hanya seribu rupiah saja perbijinya. Untuk kelomang berukuran besar, satu ekor dijual seharga seribu sedangkan yang kecil-kecil seribu rupiah bisa dapat dua atau tiga ekor kelomang.
Sekedar tambahan informasi, mungkin ada yang belum tahu, sebagian orang ada yang menyebut kelomang dengan istilah umang-umang. Masa kecil kami dulu menyebut kelomang dengan nama keong begitu saja. Padahal kelomang dan keong itu sebenarnya dua nama hewan yang berbeda.