Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Omset Meningkat, Gairah Menurun, Nggak Boleh Potong Rambut, Secuil Fakta dan Mitos di Bulan Ramadan

2 Juni 2018   19:02 Diperbarui: 2 Juni 2018   18:58 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi (ilustrasi dok.pri)

Bulan suci Ramadan adalah bulan penuh hikmah, rahmat, berkah, maghfirah dan bulan dijauhkannya hamba Allah dari siksa api neraka.

Bulan yang penuh dengan kemuliaan ini tentu akan menjadi milik mereka yang ihlas menjalankan ibadah puasa. Namun tetap menjadi hak Allah untuk menentukan siapa-siapa saja hambanya yang mendapatkan kemuliaan Ramadan itu.

Kadang berkah atau kemuliaan ketika beribadah puasa di bulan suci Ramadan itu tidak bisa dilihat atau diamati oleh mata jeli orang lain. Tidak bisa diukur dengan angka-angka. 

Hanya orang yang menjalankan ibadah puasa saja yang merasakan berkah itu. Atau bahkan ia sendiri tidak menyadari keberkahan yang dicurahkan Allah kepadanya karena semua itu menjadi urusan Allah.

Order Jualan Kue Meningkat

Namun masyarakat awam seperti kita ini kadang simpel saja menilai keberkahan Ramadan misalnya bagi mereka yang hidupnya menggantungkan diri dengan berdagang itu bisa dilihat dari meningkatnya omset penjualan. Atau meningkatnya jumlah order barang/jasa yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.

Berkah yang bisa diamati (terukur) selama seseorang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan itulah yang mungkin dinamakan orang fakta Ramadan. Berkah dari Allah di bulan suci Ramadan begitu banyak namun secuil fakta yang bisa diamati.

Di bulan suci Ramadan banyak umat Islam tidak leluasa untuk makan dan minum seperti di hari-hari biasa karena sedang menjalankan kewajiban beribadah puasa. 

Faktanya disaat orang berpuasa dari makan, minum dan apa saja yang membatalkan puasa itu, sebagian penjual kue-kue justru menerima orderan kue lebih banyak (meningkat).

Gairah Seks Menurun?

Berpuasa tidak hanya menahan nafsu perut yaitu tidak makan dan minum tapi juga mengendalikan diri dari nafsu syahwat (seksual). 

Berpuasa sebenar-benarnya menjalankan puasa dengan ihlas akan membentengi seseorang yang berpuasa tadi dari nafsu buruk. Berpuasa tidak menghalangi seseorang untuk melakukan hubungan suami istri yang sah karena bisa dilakukan pada malam hari. 

Meski tidak menyertakan hasil penelitian (data) yang valid sehingga bisa dilihat khalayak ramai namun ada kemungkinan bahwa keinginan (gairah) berhubungan intim sekalipun dengan pasangan yang sah akan mengalami penurunan selama berpuasa di bulan suci Ramadan.

Saya jadi teringat dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW, "Wahai para pemuda! Barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka hendaklah segera menikah, dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, sesungguhnya puasa bisa menjadi penawar nafsu".

Namun bisa saja ada fakta lain kalau selama menjalankan puasa Ramadan tidak berpengaruh nyata terhadap kehidupan seksual seseorang.

Mitos Tidak Boleh Mencukur Rambut  

Tidak hanya menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah berpahala lainnya, selama Ramadan sebagian umat Islam juga tak jarang melakukan hal-hal yang bersifat lahiriah seperti memercantik rumahnya, membeli kendaraan baru, membeli rumah baru atau bahkan merapikan rambutnya.

Nah sebagian umat Islam di bulan Ramadan ini merasa perlu merapikan penampilannya dengan mencukur rambutnya agar Lebaran nanti terlihat menarik.

Ada yang mencukur rambutnya di tukang potong DPR (di bawah pohon rindang), ada yang di salon atau barber shop atau tukang potong keliling kalau masih ada.

Sebagian orang menganggap berpotong rambut ria di bulan Ramadan itu "pamali" kenapa? Ini mungkin bagi mereka yang terbiasa menggunakan jasa tukang cukur yang masih mengandalkan alat ala kadarnya. 

Kalau di barber shop mungkin semuanya sudah serba elektris dan canggih. Mereka khawatir kalau saat merapikan rambut godek, jambang, rambut leher belakang akan tergores oleh pisau cukur dan akhirnya pipi, pelipis dan lehernya mengeluarkan darah. Katanya keluarnya darah ini dianggap membatalkan puasa. Mungkin ini alasan tak berdasar alias mitos.

Terlepas apakah ini mitos atau fakta yang pasti saat Ramadan terutama menjelang lebaran banyak orang berbondong-bondong bukan hanya mendatangi mal atau hypermart tapi juga mendatangi tukang potong rambut untuk merapikan rambutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun