Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ngeri, Kalau NIK Saya Dipakai Registrasi Massal

1 Mei 2018   07:39 Diperbarui: 6 Mei 2018   11:05 4028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 13 April 2018 habis maghrib, rumah kami didatangi beberapa petugas dari bagian Reskrim Polres Gresik. Para petugas tadi meminta keterangan kepada saya seputar pemberitaan Jawa Pos mengenai pencatutan NIK saya. 

Roda waktu terus berputar, sampai pada akhirnya tanggal 16 April 2018 saya meniatkan diri mendatangi kantor PT. Bablas untuk ketiga kalinya.

Di salah satu ruangan gedung yang cukup megah itu saya disambut oleh 2 petugas PT. Bablas. Sebut saja keduanya, Bu Minal (bukan nama sebenarnya) dan Bu Minul (bukan nama sebenarnya).

Pertama kali, pada kedua petugas tadi saya bertanya tentang benar-tidaknya pemberitaan yang dilakukan harian pagi Jawa Pos (10 April 2018) tentang penggunaan 1 NIK untuk registrasi 1,6 juta nomer simcard prabayar.

Bu Minal dan Bu Minul mengaku tidak tahu-menahu dengan pemberitaan Jawa Pos tentang registrasi masal yang menggunakan NIK saya tanpa hak. Mereka bahkan baru tahu pagi itu setelah saya melapor ke kantornya.

Tidak secara tegas kedua petugas tadi mengatakan pada saya kalau pemberitaan Jawa Pos itu benar atau salah (hoax). Mereka masih meminta konfirmasi dengan atasannya yang ada di Jakarta.

Saya sempat bertanya kepada Bu Minal dan Bu Minul, siapa sebenarnya pelaku pencatutan NIK saya itu karena pemberitaan di koran menyebut nama PT. Bablas, tempat keduanya bekerja, sebagai provider kartu prabayar yang proses registrasinya memakai data saya. Mereka mengatakan juga tidak tahu persis siapa pelakunya. 

Dalam sebuah percakapan dengan Bu Minal lewat WA, beliau menginformasikan kalau 1,6 juta nomer prabayar yang didaftarkan dengan menggunakan data NIK saya akan diblokir (unpaired) semua.

Meski demikian penjelasan secara lisan dari kedua pegawai tadi ternyata masih membuat hati saya belum tentram. Hari-hari saya masih dipenuhi rasa khawatir kalau-kalau NIK saya itu disalahgunakan orang atau pihak-pihak yang saya sendiri tidak tahu motif dan tujuannya.

Tanggal 19 April 2018, atas inisiatif sendiri saya mendatangi kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Gresik. Di sana saya dibantu oleh Pak Anton (bukan nama sebenarnya) dari bagian Data Ganda dan Anomali. Kemudian saya bercerita tentang kasus pencatutan NIK yang menimpa diri saya. Sejurus kemudian pegawai tadi mengecek ulang NIK saya, apakah ada keanehan (anomali).

"Tugas kami melindungi data warga, pokoknya dijamin aman" tegasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun