Seasyik-asyiknya melakukan perjalanan (traveling) toh pada akhirnya akan menyisakan rasa capek atau pegal. Apalagi kalau travelingnya berakhir dengan menyedihkan seperti sakit atau cedera. Acara traveling sesederhana apapun namanya tetap membutuhkan persiapan mental dan fisik (stamina). Saya setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa every place is travel destination, setiap tempat bisa menjadi objek destinasi (wisata).Â
Tidak hanya jalan-jalan ke gunung saja yang memerlukan persiapan fisik dan mental, mengunjungi rumah keponakan meski letaknya tak jauh dari tempat tinggal kami itupun tetap memerlukan persiapan fisik dan mental serta perencanaan, dan bagi saya itu sudah merupakan acara traveling lho.
Saya atau sebagian dari Anda mungkin sependapat kalau acara traveling yang dilakukan atas kemauan dan dana sendiri akan terasa berbeda bila dibandingkan dengan kalau dibiayai pihak lain dimana segala sesuatunya (transportasi, akomodasi dan uang saku) disediakan oleh sponsor (penyelenggara). Seberat apapun acara traveling yang dilakukan seseorang tapi bila ditunjang sponsor pasti akan terasa lebih ringan dan pastinya hati merasa senang.Â
Suasana hati, sedikit atau banyak pasti akan berpengaruh pada ending acara traveling yang kita lakukan. Namun bagi traveler sejati, berangkat traveling atas inisiatif dan biaya sendiri atau didanai nilai rasanya tidak akan berbeda nyata alias sama karena memang baginya traveling sudah menjadi kebutuhan utama seperti halnya makan, pakaian dan kebutuhan akan tempat tinggal.
Naik-Turun Gunung Bisa Menyebabkan Nyeri Otot
Untuk bisa sampai di bagian puncak gunung di mana di sana pula terdapat Gua Langsih sebagai tempat bermunajad Sunan Kalijaga sewaktu masih muda, saya harus melewati ratusan anak tangga dari coran semen yang melingkari Gunung Surowiti. Naik-turun ratusan trap tangga menuju puncak Gunung Surowiti lumayan menguras tenaga saya. Namun saya sanggup melewatinya dengan baik.
Gua Damarwulan menjadi jujugan Patih Udara untuk bersamadi, mencari ilham guna mengatasi kemelut yang menimpa Majapahit di akhir kekuasaannya. Untuk mencapai Gua Damarwulan ternyata tidak mudah, selain harus melewati 1000 trap tangga juga harus bergelayutan seperti Tarzan pada perakaran pohon tua di tepi gua. Perakaran ini fungsinya sebagai tangga naik menuju Gua Damarwulan karena satu-satunya cara untuk bisa mencapai mulut gua.
Untuk acara traveling yang membutuhkan stamina ekstra untuk bertualang (adventure) biasanya saya selalu sedia cairan obat gosok, balsem atau Geliga Krim yang fungsinya membantu mengatasi rasa pegal pada kaki atau bagian tubuh lainnya terutama punggung setelah membawa ransel berisi kamera dan beraneka perbekalan lainnya.