Buah-buahan yang kita nikmati dengan cara memetik langsung dari kebun atau halaman pekarangan rumah dengan yang dibeli dari pasar atau mal buah mungkin nilai dan kesannya akan berbeda walaupun sebenarnya rasa dan kualitas buah tadi tak ada bedanya alias sama.
Bicara tentang kebun atau pekarangan biasanya angan kita tertuju pada kawasan pedesaan di mana masyarakatnya tinggal di permukiman dengan lahan yang luas. Masing-masing rumah memiliki halaman atau pekarangan yang memungkinkan seseorang untuk menumbuhkembangkan pohon buah hingga bisa dipetik dan dinikmati buahnya.
Biasanya para pemilik rumah-rumah sederhana itu membangun penuh seluruh tanah kavling-nya karena kamar tidur atau ruangan lainnya kurang mencukupi untuk anggota keluarga yang ada sehingga perlu diperbesar, akibatnya nyaris tidak ada tanah yang tersisa. Namun yang namanya hobi atau passion berkebun (bercocok-tanam) tetap bisa dilakukan seseorang sekalipun halaman rumahnya sempit.
Disamping itu juga harus secara rutin melakukan pemangkasan agar pohon tidak terlalu rimbun dan tinggi, pasokan energi (unsur hara dan lainnya) yang semestinya untuk pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) dialihkan untuk pertumbuhan generatif (bunga dan buah). Sehingga tanaman tadi cepat berbuah normal seperti halnya kalau ditumbuh-kembangkan di halaman (lahan) yang luas.
Usahakan untuk membuat lubang tanam yang lebih dalam agar perakaran mudah berkembang dan menerobos masuk ke dalam tanah. Pohon juga tidak mudah tumbang karena sistem perakarannya kuat tertancap dalam tanah. Tidak menjalar di permukaan sehingga mudah merusak jalan atau bangunan yang ada di sekitar tempat tumbuhnya.
Ada banyak bibit tanaman buah yang bisa dengan mudah kita tanam di setiap sudut halaman rumah kita yang sempit itu. Bibit-bibit tanaman buah itu juga bisa kita dapatkan di toko-toko pertanian terdekat dengan harga terjangkau. Beberapa diantaranya ialah jambu air, mangga, sawo, srikaya (Jawa = menungo), belimbing, arbei dan masih banyak lainnya.
Bibit juga bisa kita peroleh dengan menumbuhkan benih (biji) dalam plastik polibag berukuran kecil lalu memindahkannya ke dalam plastik polibag yang lebih besar. Bila kita sudah siap untuk menanamnya di tanah halaman rumah, cukup dengan merobek polibag tadi dan memasukkan tanaman yang akarnya menyatu dengan media polibag tadi agar sistem perakarannya tidak rusak. Atau bisa juga memperoleh bibit dengan stek cabang, seperti pada tanaman arbei.