Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengamati "Tingkah Pola" Pendaki Semeru

19 Februari 2017   22:18 Diperbarui: 6 Juni 2017   20:25 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum ceria pendaki dengan view Ranu Kumbolo dari kejauhan (dok.pri)

Jangan Anda kira jalan-jalan ke gunung atau mendaki itu hanya sebuah keisengan belaka atau istilah Jawanya muspro (pekerjaan yang sia-sia, red). Tidak demikian bro n sis, sebagian orang mendaki gunung justru karena mereka sadar bahwa seperti halnya manusia, tumbuhan dan hewan, gunung (alam pegunungan) juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang harus disayangi.

Gunung juga menjadi sumber eksplorasi ilmu pengetahuan. Jenis bebatuan, flora dan fauna yang ada di gunung akan menjadi objek penelitian yang sangat berharga bagi umat manusia. Apalagi seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) khususnya kawasan Gunung Semeru yang oleh sebagian orang khususnya masyarakat Suku Tengger masih dianggap keramat. Wah.. kita nggak bisa serampangan kalau main-main ke sana. Saya pikir bukan untuk Gunung Semeru saja, kepada semua gunung kita juga harus “sayang” dan pastinya berlaku adil.

Gunung Semeru dengan Ranu Kumbolo yang sangat terkenal itu kini menjadi ikon pariwisata di mata dunia selain Gunung Bromo. Danau Ranu Kumbolo hingga kini masih terjaga keindahan dan kelestarian alamnya, tidak seperti Ranu Regulo dan Ranu Pane yang sudah tak nampak lagi pesonanya. Danau Ranu Kumbolo, airnya masih murni serta terhindar dari polutan sehingga bisa diminum langsung meski tanpa direbus terlebih dulu.

Makan pagi bersama (dok.pri)
Makan pagi bersama (dok.pri)
Memijat anggota yang cidera atau keseleo (dok.pri)
Memijat anggota yang cidera atau keseleo (dok.pri)
Sedang memotret (dok.pri)
Sedang memotret (dok.pri)
Ketika berkemah di sekitar danau ini, para pendaki juga harus mengindahkan semua petunjuk yang telah diberikan oleh petugas TNBTS saat briefing di kantor pendataan Ranu Pane. Antara lain dilarang membuang sampah sembarangan, apalagi kalau membuang sampahnya ke dalam danau yang dikeramatkan itu tentu  akan lebih fatal lagi aklibatnya. Sampah yang ada harus di bawa lagi saat turun gunung.

Pendaki gunung yang rata-rata berusia muda itu memiliki karakter yang berbeda-beda. Mengamati tingkah-pola para pendaki Gunung Semeru bukan saja menarik namun juga menginspirasi. Saya bisa mengetahui hal itu ketika mendaki bersama para pendaki yang tergabung dalam PHP - Adventure. Meski hanya semalam kami menginap di camp ground Ranu Kumbolo tapi yang namanya tingkah-laku yang sesungguhnya alias tidak dibuat-buat dari para pendaki itu sudah bisa saya saksikan.

Seorang pendaki wanita yang taat beribadah dalam kondisi di mana saat itu rekan-rekannya sedang sibuk membereskan tenda menjelang turun gunung toh ia masih tetap konsisten menunaikan ibadah sholat lima waktu. Sementara itu seorang pendaki wanita lainnya sedang menunjukkan ekspresi keceriannya, itu terlihat saat berfotoria dengan view Ranu Kumbolo dari kejauhan.

Melahab mie rebus (dok.pri)
Melahab mie rebus (dok.pri)
Membersihkan muka (dok.pri)
Membersihkan muka (dok.pri)
Menyatakan cinta dengan Verbena (dok.pri)
Menyatakan cinta dengan Verbena (dok.pri)
Usai beristirahat semalam, paginya seorang pendaki gunung terlihat sedang menggosok gigi dan membersihkan mukanya. Sementara itu beberapa pendaki lainnya lebih memilih ngopi dulu atau melahab hangatnya mie rebus yang sangat cocok untuk suasana dingin Gunung Semeru.

Sarapan pagi juga dilakukan secara bersama-sama. Makanan ditempatkan di atas alas plastik berukuran besar yang sudah pasti terjaga kebersihannya. Selanjutnya makanan tadi dibagi-bagi menjadi beberapa porsi besar agar anggota tim bisa dengan muda menikmatinya.

Saya dan beberapa anggota tim lainnya tak melewatkan kesempatan baik di pagi itu untuk mengabadikan setiap sudut cantik Ranu Kumbolo.

Sepasang pendaki muda terlihat sedang berpura-pura menyatakan cinta dengan bunga eksotis Verbena brasiliensis yang fenomenal itu, tentu saja "aktingnya" itu mengundang perhatian pendaki lain.

Sudah menjadi kewajiban seorang pendaki untuk membantu pendaki lainnya yang sedang mengalami cidera atau kecelakaan saat pendakian, antara lain dengan mengurut, memijit atau sekedar mengolesi dengan cairan obat gosok bagian tubuh yang mengalami cidera atau keseleo tersebut.

Tentu saja hasil pengamatan saya itu hanya terbatas pada sebagian kecil pendaki Gunung Semeru terutama rekan pendaki dalam satu tim. Meski demikian saya merasa terhibur dan bisa mengambil hikmah dari setiap tingkah-pola yang dilakukan oleh rekan-rekan sesama pendaki.

Ngopi dulu bro (dok.pri)
Ngopi dulu bro (dok.pri)
Berpose ala Suku Indian (dok.pri)
Berpose ala Suku Indian (dok.pri)
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun