Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dua Tahun Jokowi Jadi Presiden, Anda Dapat Apa?

20 Oktober 2016   00:00 Diperbarui: 21 Oktober 2016   08:11 2779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di bulan yang kesepuluh pada tahun yang ke-2016 ini, genap sudah dua tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Tentunya banyak suka dan duka, tawa dan tangis, ngakak dan sengak yang mengiringi perjalanan pemerintahannya. Sudah banyak pencapaian yang diraihnya selama 24 bulan ini, begitu pula dengan kelemahan serta ketimpangan-ketimpangan yang sudah pasti tentu saja menyertai pemerintahannya. 

Pada pilpres 2014 yang lalu aku adalah salah satu penentang radikal yang tak mau memilih Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia karena kugantungkan harapanku pada saat itu dipundaknya Prabowo Subianto. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu move on demi kepentingan NKRI. Keberhasilan yang diraih oleh Jokowi tentu saja harus diapresiasi, begitu pula dengan kegagalan dan ketimpangan pun juga harus dikritisi demi terciptanya kesempurnaan pemerintahaan berdasarkan prinsip good governance.

Berikut ini adalah puzzle-puzzle catatan kecil keberhasilan Jokowi, termasuk kelemahan serta kekurangan-kekurangan yang harus dibenahi sejak dini.

Keberhasilan Jokowi

Keberhasilan Jokowi dalam kurun waktu dua tahun ini, yang pertama yaitu dalam dua kalinya reshuffle Kabinet. Bagi sebagian besar orang beranggapan bahwa ini adalah kegagalan Jokowi karena telah memilih orang-orang yang bukan the right man on the right place, namun justru ini bagiku ini adalah keberhasilan Jokowi sebagai bentuk ketegasan dan komitmennya sebagai orang nomor satu di Republik ini.

Tentu saja pada saat pemilihan para punggawa yang menduduki kursi Kabinetnya, Jokowi meletakkan asa kepada mereka dan mengharapkan pilihannya tepat. Namun jika harapannya pada Menteri-menteri yang dipilihnya tak sesuai dengan track record dalam Curriculum Vitae sebagai nilai jual mereka, maka untuk mengejar ketinggalan bangsa ini, pergantian Menteri yang tidak produktif mau tak mau harus segera dilakukan sebelum terlambat.

Ibaratnya, dalam satu tubuh, jika ada bagian tubuh lainnya yang sakit, maka tentu saja bagian tubuh yang sakit itu harus diobati. Jika sudah tak bisa diobati lagi, satu-satunya cara harus diamputasi daripada jadi borok sehingga bikin tubuh pun tak normal lagi.

Yang kedua, keberhasilan Jokowi yang patut diapresiasi yaitu keberhasilannya mendongkrak perekonomian bangsa. Dengan masuknya srikandi bangsa Sri Mulyani dalam jajaran kabinetnya yang prestisius, maka semakin brilian gebrakan-gebrakan dibidang ekonomi demi tercapainya kemaslahatan bangsa secara adil dan merata.

Rasio pertumbuhan pekonomian di tahun 2016 meningkat sebesar 5,04% dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya sebesar 4,79%.Artinya masih ada 3 tahun lagi untuk mencapai janjinya pada masa kampanye pilpres dulu yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 7%.

Yang ketiga, jumlah orang miskin juga menurun, dari 28,51 juta penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2015 yang lalu kini turun menjadi 28,01 juta di tahun 2016 ini. Tentu saja ini adalah secuil keberhasilan yang menggembirakan karena sesuai dengan spirit dalam Pembukaan UUD 45 tentang kesejahteraan rakyat yang berdaulat.

Keberhasilan Jokowi yang keempat, yaitu ia berhasil menurunkan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, yaitu dari 0,408 di tahun 2015 menjadi 0,397 di tahun 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun