Mohon tunggu...
Mavira Putri
Mavira Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi aktif di perguruan tinggi negri yang aktif di media sosial dan senang mempelajari hal hal baro. hobi saya menonton film dan olah raga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender Vs Budaya Patriarki

10 Agustus 2022   23:21 Diperbarui: 11 Agustus 2022   01:08 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketidaksetaraan gender tidak terjadi baru baru ini saja, tetapi sudah berangsur lama sejak berabad abad lalu. Di jaman manusia purba praktek patriarki melalui pembagian kerja sudah terjadi, perempuan bertugas memasak dan meramu atau melakukan pekerjaan yang tidak berat, sedangkan yang laki laki berburu. Sebuah peran sudah dilekatkan dan dikotak kotak kan oleh masyarakat dulu, 

Perempuan tidak bisa aktif dan bebas dalam melakukan kegiatan sehingga jika ia tidak mengambil peran yang sesuai maka akan banyak stigma negatif dari orang orang. Ketidaksetaraan gender masih menjadi topik hangat di kalangan kita. 

Saat ini masih banyak kita temui budaya patriarki di lingkungan sekitar kita yang mana banyak orang beranggapan bahwa perempuan itu harus bisa  pintar mengurus rumah, pintar mengurus dapur, pintar mengurus suami, dan tidak boleh bekerja, padahal perempuan sangat bisa bekerja sama halnya dengan laki laki. 

Mengotak kotak kan pekerjaan dianggap melindungi dan dijadikan hal yang lumrah. Apakah larangan bekerja berkedok melindungi perempuan? Bukankah itu tidak adil? Budaya patriarki memang ada untung nya dan ada ruginya untuk perempuan, tetapi lebih banyak ruginya.

Mengapa budaya patriarki masih ada? Hal itu karena sedari kecil para orangtua mendidik anak anak nya sesuai dengan gender perempuan nya untuk harus bisa memasak, membersihan rumah, sedangkan anak laki laki tidak dituntut seperti itu, hal hal seperti itu sangat tidak adil dan membuat geram sebagian orang, padahal memasak dan membersihkan rumah tidak harus dilakukan seorang perempuan. Secara tidak langsung orangtua mewarisi budaya patriarki kepada anak-anak mereka. tidak hanya itu, di beberapa perusahaan juga membeda bedakan pekerjaan untuk laki laki dan perempuan, padahal laki laki dan perempuan itu sama sama ber hak mendapat kan hak yang sama.

Saat ini sudah banyak media sosial yang menyuarakan tentang kesetaraan gender, yang mana itu semua bisa diakses olah semua kalangan masyarakat sehingga semakin banyak orang yang paham apa itu kesetaraan gender. Tetapi tidak semudah itu untuk merubah kebiasaan lama yang sudah turun temurun diajarkan. Untungnya perubahan sedikit demi sedikit dibuktikan dengan diperbolehkannya perempuan bekerja, menjadi pemimpin, mendapatkan pendidikan yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun