Mohon tunggu...
Maura Nur Azizah
Maura Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Seorang Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rahasia Hidup Sehat dengan Agama

29 Januari 2023   22:51 Diperbarui: 29 Januari 2023   22:52 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Spiritualitas dan perawatan kesehatan, banyak yang percaya, secara intrinsik terkait. Melihat hubungan antara agama dan perawatan kesehatan penting bagi para profesional yang bekerja di bidang medis. Penyedia layanan kesehatan perlu memiliki kesadaran tentang bagaimana agama mempengaruhi pengalaman pasien untuk memberikan perawatan yang tepat. Individu dapat mengatasi masalah medis dengan cara yang sama sekali berbeda tergantung pada ajaran dan tradisi agama mereka. Banyak identitas masyarakat diinformasikan oleh ras, budaya, etnis, jenis kelamin, atau agama mereka.

Ketika datang untuk menerima perawatan medis, banyak pasien akan membuat keputusan berdasarkan identitas mereka di beberapa atau semua kategori ini.  Kompetensi budaya berarti menyadari dan mendukung latar belakang budaya, sosial, dan bahasa masyarakat. Profesional perawatan kesehatan dapat mengeksplorasi cara-cara praktis untuk menjadi kompeten secara budaya, seperti mempelajari bahasa dan adat istiadat kelompok pasien utama mereka. Mereka juga dapat meneliti norma-norma sosial dan budaya yang terkait dengan pasien mereka yang telah bermigrasi dari negara lain. Meskipun mengetahui dengan tepat apa yang diinginkan setiap pasien mungkin sulit, profesional perawatan kesehatan harus menyadari preferensi budaya dan agama serta melakukan percakapan terbuka dengan pasien mereka tentang apa yang mereka butuhkan dan inginkan.

Menghormati agama dalam perawatan kesehatan menghasilkan berbagai manfaat bagi pasien. Ketika pasien merasa dihormati oleh perawat dan dokter mereka, mereka dapat mengembangkan fondasi kepercayaan dan merasa lebih nyaman. Pemuka agama berperan dalam membantu membangun kepercayaan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, karena mereka memberikan perawatan spiritual sementara dokter dan perawat menawarkan perawatan medis. Sakit atau di ambang kematian di fasilitas medis atau rumah sakit adalah pengalaman yang sangat traumatis bagi pasien dan keluarga mereka. Ketika profesional kesehatan menghormati preferensi agama mereka, pasien dapat masuk ke dalam keadaan damai sebelum prosedur atau sebelum mereka meninggal

Agama merupakan subjek yang akan selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik itu karena manusia menganut keyakinan dan aturan yang ditetapkan olehnya, atau karena manusia bertemu orang-orang yang memang mengakui keimanannya. Meski begitu, agama sering kali dianggap sebagai subjek yang sifatnya pribadi. Oleh karena itu, agama masih dianggap sebagi hal yang tabu untuk dijadikan topik percakapan sehari-hari. Dari hal tersebut memang terlihat bahwa lebih baik jika menanyakan tentang berapa banyak penghasilan atau riwayat kesehatan seseorang terlebih dahulu sebelum akhirnya bertanya tentang agama yang mereka percaya dan praktikkan.Pada saat yang sama, agama mendapat perhatian khusus dalam debat ilmiah belakangan ini.

Sebelumnya agama dianggap sulit bahkan tidak mungkin untuk dipelajari menggunakan metode ilmiah apapun. Hal ini membuat agama dianggap sebagai subjek di luar bidang penelitian. Namun, sekarang agama mulai diperhatikan sehingga banyak studi ilmiah yang mempelajari pengaruh agama dalam bidang kesehatan. Agama tidak hanya "dapat diteliti," tetapi juga sangat menarik bagi dokter, pasien, dan psikolog kesehatan. Dalam bidang psikologi, agama dapat memberikan daya atau kekuatan pada individu melalui hubungannya dengan komunitas dan dengan kekuatan superior. Hal ini tentunya sangat bermanfaat karena dapat memberikan stabilitas psikologis pada individu.Agama juga menyediakan tempat di mana individu dapat terlibat dalam sesuatu di luar dirinya dan memperkuat komunitas dan hal-hal lain secara keseluruhan. Hal ini tentunya seakan menjadi penawar dari dunia yang didominasi oleh budaya konsumsi.

Pemberdayaan ini terjadi ketika individu sudah menyadari prinsip nilai keagamaan meliputi hidup manusia yang suci, identitas masing-masing, bagaimana mereka berperan di lingkungan masyarakat secara umum, beragam dukungan sosial, spiritual dan keuangan, serta kepemimpinan. Memberikan dampak untuk mengubah maupun melindungi prinsip sosial selama permasalahan terjadi. Dalam kajian bidang kesehatan, agama dan spiritualitas memiliki arti yang jauh berbeda sehingga sebagian besar digunakan secara bergantian. Pendefinisian spriritualitas dilakukan secara individu yang bercirikan pengalaman terhadap transendensi, koneksi, dan makna. Sedangkan untuk pendefinisian agama disini dilakukan secara komunal bercirikan praktik atas kepercayaan dalam bentuk lembaga, anggota, maupun keorganisasian Definisi tersebut dapat menunjukkan bahwa antara spiritualitas dan agama memiliki perbedaan antara lain seperti munculnya jenis religiusitas yang tidak berspiritual, sebagai contoh yaitu pengamatan terhadap berbagai praktik keagamaan untuk dimanfaatkan dalam bidang sosial. Selain itu terdapat juga jenis piritualitas yang tidak beragama, sebagai contoh yaitu pengalaman mistis yang dialami oleh individu tanpa ada agama sebagai konteksnya. Hal ini membuat pendefinisian spiritualitas dan agama atau religiusitas telah cukup meluas sehingga dapat diberlakukan bagi seluruh jenis agama dan individu.

Agama juga dapat melindungi dan mengenalkan dan mengajak manusia untuk melakukan perilaku hidup sehat, melakukan interaksi dengan rekan agamawan sebagai bentuk dukungan sosial dan jaringan hubungan sosial yang akan membuat mereka terbantu dan terlindungi, memiliki lebih banyak optimisme karena iman mereka sehingga kesehatan mental menjadi lebih stabil sebagai bentuk dukungan psikologis. Hal ini kemudian berakibat pada keadaan fisik yang membaik karena adanya dukungan psikologis secara positif. Dengan demikian maka akan menjadikan berkurangnya rasa stress, dan pengaruh 'psi' yaitu hukum supernatural yang berfungsi dalam membuat 'energi' menjadi teratur tidak dimengerti oleh sains, tetapi untuk saat ini hukum tersebut mungkin dapat dipahami di sebagian titik-titik sains . Dari hal yang telah disebutkan,  spiritualitas/agama memberikan pengaruh pada kesehatan melalui alur-alur ini, sehingga secara tidak langsung memberikan dampak pada kesehatan.

Di sisi lain, interpretasi mengenai pengaruh dari spiritualitas atau agama terhadap kesehatan ini diketahui terdiri dari empat interpretasi antara lain : 

(1) interpretasi 'berbagai alur' yang membuat spiritualitas atau agama dianggap sebagai aspek yang berpengaruh bagi kesehatan melalui perilaku kesehatan, dukungan sosial maupun psikologis, serta pengaruh 'psi' 

(2) interpretasi 'psikobiologis' yang membuat spiritualitas atau agama dianggap sebagai aspek yang berpengaruh bagi kesehatan melalui alur psikoneuroimunologis ataupun psikoneuroendokrinologis yang mana hal ini di luar manfaat yang dimiliki agama melalui perilaku kesehatan dan dukungan sosial

 (3) interpretasi 'superempirical' atau 'psi' yang membuat spiritualitas atau agama dianggap sebagai aspek yang berpengaruh bagi kesehatan melalui alur superempiris, di luar perilaku kesehatan dan dukungan psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun