Mohon tunggu...
Fredy Maunareng
Fredy Maunareng Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bahasa

Menuduh diri sebagai "Pemerhati Bahasa" dari Nusa Laung, Pulau Wetar-Maluku Barat Daya Korespondensi melalui Email : fredy.maunareng@gmail.com | WA : +6281237994030 |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wetar dan Tiga Tahun Kepemimpinan Jokowi-JK

29 Oktober 2017   09:58 Diperbarui: 29 Oktober 2017   10:16 5710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bangunindoku.blogspot.com

Pulau Wetar yang memiliki nama lokal Nusa Laung (Pulau Emas) merupakan salah satu pulau terdepan dan terluar Indonesia. Secara administratif,  Pulau Wetar berada pada wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya; secara geografis berada di wilayah selatan Provinsi Maluku, berbatasan langsung dengan Laut Banda di sebelah utara, dan Laut Timor di sebelah selatan.

Secara geomorfologi, pulau ini didominasi oleh pegunungan dan perbukitan yang terjal di tengah pulau. Para ahli menjelaskan bahwa pulau ini terbentuk oleh batuan vulkanik yang berusia tersier di wilayah pegunungan, sementara di sepanjang pantai hanyalah endapan alluvial dan sedimen gamping koral.

Berbicara tentang Pulau Wetar sering mencakup pula Pulau Lirang di  Bagian Barat Wetar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga,  Republik Demokrat Timor Leste. Di pulau yang berbatuan ini (termasuk  Lirang) terdiri atas 4 wilayah kecamatan, 23 Desa, dan 2 dusun. Hubungan  antardesa hanya bisa melalui jalur laut dengan perahu-perahu nelayan.  Itu pun bisa terjadi jikalau alam mengizinkan.

Pada momentum politik, sering nama Wetar ini disebut-sebut dalam wacana  perpolitikan. Fakta yang tidak ter-elakan, berbicara tentang Wetar  adalah berbicara tentang ketertinggalan dalam berbagai segi pembangunan  nasional. Fakta lainnya yang tidak kalah menarik dalam wacana politik  ialah keberlangsungan perusahaan tembaga yang sedang berproses di  wilayah tersebut. Kedua fakta ini sering 'digoreng' dengan gagah untuk  mendapatkan simpati penduduk yang tidak lebih dari 9000-an orang di  pulau itu.

Setelah memasuki usia ketiga kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala, dirasakan perlu untuk menggambarkan sentuhan kepemimpinan beliau berdua di wilayah Wetar. Setidaknya, dua tahun kedepan adalah tahun transisi ke Pilpres 2019 sehingga banyak manuver politik yang akan menggaggu RPJM Pemerintah. Membicarakan Wetar secara khusus dengan kepemimpinan Jokowi-JK adalah wajar. Selain sebagai salah satu pulau terdepan dan terluar, juga salah satu dari 23 desa di pulau ini telah membuktikan dan menjatuhkan pilihan 100% kepada Pak Jokowi dan Jusuf Kala pada Pilpres 2014 lalu.

Di sini saya tidak akan banyak berbicara tentang angka (statistik), tetapi saya akan berbicara fakta; karena fakta adalah data mentah yang dipilih untuk dibicarakan tanpa harus dipilah agar sekedar menyenangkan.

Rasanya agak berlebihan menginventarisir kebijakan nasional pemerintah pusat terhadap Wetar yang luasnya 1725,24Km2. Jika ingin membandingkan, ibarat melihat butiran debu di dataran dari balik jendela pesawat di udara (normalnya membandingkan kinerja Pemda dengan perkembangan wilayah yang dipimpin). Karena sesungguhnya, Indonesia ini tidak hanya Wetar, sehingga pembangunan dengan APBN harus diorientasikan ke Wetar semata. Begitulah kira-kira yang harus dipahami dulu. Namun, bagi masyarakat Wetar, reformasi 1998 yang menyuguhkan jalan menuju kesejahteraan yang berkeadilan dirasakan lebih terjal dari wilayah pegunungan di Wetar.

Pemerintah menyadari bahwa reformasi telah memberi ruang pembangunan yang desentralistik, tetapi jalan panjang transisi Orba ke Reformasi seakan tiada berujung. Setelah kepemimpinan Jokowi-JK dengan 9 agenda prioritas yang dikenal dengan Nawacita itu, seolah memutus mata rantai transisi dengan melakukan pembangunan desentralisasi asimetris. Pembangunan insfrastruktur dilakukan dari desa ke kota, dari wilayah terluar ke dalam. Berangkat dari 9 agenda prioritas itu, secara sederhana saya akan korelasikan dengan fakta perkembangan yang terjadi di Wetar.

  • Pangkalan Angkatan Laut

Sebagai salah pulau terdepan dan terluar, Negara telah hadir untuk memberikan perlindungan bagi rakyat Indonesia di Wetar dengan mendirikan Pangkalan Angkatan Laut di Kecamatan Wetar, Desa Ilwaky. Pusat pangkalan berada tepat di wilayah selatan yang berhadapan langsung dengan District Baucau di Timor Leste.

Di tengah negara mengaktualisasi perlindungan dan kedaulatan pada poros maritim, masih juga terlihat nelayan-nelayan nakal yang berasal dari luar Wetar melakukan aktivitas dengan bahan peledak. Mereka biasanya beraktivitas di Wetar bagian Utara.

  • Pembangunan Tower Telkomsel di Ilwaki dan Lirang

Setelah terisolasi dari sisi informasi selama lebih dari 17 tahun reformasi, masyarakat di Ilwaki dan Lirang dan sekitarnya sudah bisa berkomunikasi keluar menggunakan jaringan Telkomsel. Pembangunan ini terjadi pada masa pemerintahan Jokowi-Jk. Andaikata jaringan T-Sel ini sudah merata ke seluruh wilayah Wetar, nelayan-nelayan nakal tidak akan berkeliaran dengan bahan peledak di Wetar lagi karena semua orang akan menjadi spy untuk keselamatan lingkungannya.

  • Pemerintahan yang Bersih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun