Mohon tunggu...
Mauly Putri
Mauly Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - 𝐌

Mahasiswa Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mempertahankan Ladang yang Masih Tersisa Sejak Dahulu

12 April 2021   23:51 Diperbarui: 12 April 2021   23:58 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertumbuhan masyarakat yang begitu cepat, aktivitas pembangunan diberbagai bidang ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan permintaan lahan. Hal inilah salah satu yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan. Namun, tidak semua masyarakat dapat menerima kebijakan alih fungsi lingkungan begitu saja. 

Bukan untuk menghambat pembangunan tetapi mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan. Jika tidak dikendalikan mungkin saja menjadi semakin bermasalah menyempitnya suatu lahan/ladang menjadi ancaman pada lingkungan dan bagi petani.

Sama halnya dengan kasus yang terjadi pada daerah nyalindung di Bandung, pada tahun 2012 yang mempertahankan lahan sekitar itu tertahan dengan alasan takut kepada pengembang dari sisi ekonomi. 

Jadi hanya terfokus pada lahan masing-masing masyakatnya dan tetap menggarap ladang seolah tidak peduli. Namun sekarang warga lebih berhati-hati dan mencoba menjaga sisa ladangnya dengan beberapa pengetahuan atau sosialisasi yang dilakukan BPN, ini membuat masyarakat mempunyai keberanian untuk mempertanggung jawabkan sisa ladang.

"Dari dulu yang ditanam hanya sayur sayuran aja tapi buat pepohonan jangka panjang jarang yang tanam, jadi abah aja. Ngomong sana sini ga dipercaya abah mah punya apa atuh makanya kadang cuma dipandang sebelah mata kalo bicara lisan mah jarang ditanggapi makanya abah buktiin aja yang amalnya nyata mau nanam apa tanam aja baru udah tumbuh pepohonan di mata air dekat sini. Sekarang udah keliatan lahan diatas alhamdulillah baru abah bicara sambil liatin buktinya (banyak pepohonan tumbuh)." Kata Abah Atang yaitu tokoh masyarakat daerah Nyalindung.

Ujaran Abah diatas selaku salah satu masyarakat yang mempertahankan ladang-ladang tersisa bermaksud untuk penanggulangan resapan air agar tidak terjadi bencana ekologis seperti longsor dan banjir yang beberapa kali terjadi di daerah Nyalindung yang akan berdampak juga pada Kawasan Bandung Utara (KBU). Dan tentu melakukan revitalisasi lahan hijau pada daerah tersebut.

"Yang jadi masalah banjir itu bukan karena alih fungsi pertanian yaitu sebetulnya alih fungsi hutan hijau menjadi hutan beton, itu yang alih fungsinya. Penanaman kopi itukan untuk meresap air. Pertama yang abah pertahankan disini yang jarak dekatnya yaitu mata air (seke) jangan sampai punah oleh pengembang. Keduanya untuk menyelamatkan Kota Bandung dipertahankan Punclut itu jangan sampai jadi hutan beton itu karna berdampak pada Kota Bandung, apabila kemarau terjadi kekeringan dan hujan itu terjadi dimana mana banjir." Kata Abah

Intinya daripada mengatasi bencana ekologis seperti banjir dll lebih baik dengan berusaha menghindari dan mencegah caranya mempertahankan ladang agar terkontrol resapan airnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun