Mohon tunggu...
maulidi ilham
maulidi ilham Mohon Tunggu... mahasiswa

menjadi lebih baik dari pada anak tetangga yang suka dibanding-bandingkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Harus Apa Ketika #IndonesiaGelap

25 Februari 2025   16:58 Diperbarui: 25 Februari 2025   16:58 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tagar #IndonesiaGelap yang kini menggema di media sosial bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah potret nyata keresahan rakyat terhadap arah kebijakan pemerintahan yang dinilai semakin menjauh dari kepentingan publik. Mahasiswa turun ke jalan, masyarakat bersuara, namun apakah ini akan menjadi gerakan yang mengubah keadaan, atau hanya gelombang protes yang perlahan meredup seperti yang terjadi dalam berbagai aksi di masa lalu?

Sejarah telah mencatat, setiap kali Indonesia mengalami masa kegelapan, ada satu elemen yang selalu hadir sebagai penyelamat: Islam. Dari zaman kolonialisme hingga perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Islam berperan sebagai penerang di tengah gelapnya penindasan dan ketidakadilan. Namun, mengapa kini ketika Indonesia kembali dirundung "kegelapan" akibat kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat, Islam justru semakin terpinggirkan dari solusi yang ditawarkan?

Kegelapan yang Berulang: Dari Kolonialisme hingga Oligarki Modern

Dahulu, Indonesia mengalami masa "gelap" ketika penjajahan merampas hak dan kebebasan rakyat. Penindasan tidak hanya terjadi dalam aspek ekonomi, tetapi juga moral dan spiritual. Islam kala itu hadir sebagai solusi, membebaskan rakyat dari kebodohan dan ketidakadilan melalui dakwah dan perlawanan. Kini, dalam konteks modern, "penjajahan" hadir dalam bentuk lain: oligarki politik dan ekonomi yang mengorbankan hak rakyat demi kepentingan segelintir elite. Namun, bedanya, kini kita justru menjauh dari nilai-nilai Islam yang dulu menjadi sumber cahaya.

Ketimpangan ekonomi yang semakin melebar, kebijakan yang lebih pro-korporasi dibanding kesejahteraan rakyat, serta represivitas terhadap suara kritis masyarakat adalah tanda-tanda nyata dari kegelapan baru yang tengah melanda. Tagar #IndonesiaGelap bukan sekadar keluhan, tetapi sebuah sinyal bahwa ada yang salah dalam sistem yang saat ini berjalan.

Islam sebagai Solusi yang Terlupakan

Ketika Islam hadir di Nusantara, ia membawa revolusi peradaban: mengubah cara pandang masyarakat terhadap kehidupan, keadilan, dan kepemimpinan. Islam menanamkan prinsip kesetaraan, menghapus sistem kasta yang menindas, serta membangun ekonomi berbasis keumatan. Saat kolonialisme melumpuhkan bangsa ini, Islam kembali hadir dengan semangat jihad yang melahirkan para pejuang besar seperti Diponegoro, Teuku Umar, dan Cut Nyak Dhien.

Namun, kini ketika Indonesia kembali dalam "kegelapan", mengapa Islam justru tak lagi menjadi solusi utama? Kebijakan ekonomi yang timpang, degradasi moral yang semakin parah, serta hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin, semuanya adalah masalah yang seharusnya bisa dijawab dengan nilai-nilai Islam. Prinsip keadilan sosial, kepemimpinan yang amanah, serta kesejahteraan berbasis keumatan seharusnya menjadi pilar dalam membangun kembali bangsa ini.

Saatnya Menyalakan Cahaya Kembali

Indonesia tidak akan keluar dari "kegelapan" jika kita hanya berhenti pada keluhan dan protes. Sejarah telah mengajarkan bahwa perubahan besar terjadi ketika rakyat bersatu dengan prinsip dan ideologi yang kuat. Jika Islam mampu membawa Nusantara dari kegelapan menuju kejayaan di masa lalu, maka Islam pula yang bisa menjadi solusi untuk keluar dari krisis hari ini.

Namun, Islam bukan sekadar simbol atau identitas yang hanya disebut-sebut tanpa implementasi nyata. Islam adalah sistem kehidupan yang menawarkan keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan bagi seluruh rakyat. Maka, sudah saatnya kita tidak hanya meratap dalam kegelapan, tetapi mulai menyalakan kembali cahaya Islam sebagai solusi bagi bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun