Mohon tunggu...
Maulidina Sastina
Maulidina Sastina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas Kampus

Mahasiswa Unimal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Bioteknologi Rekayasa Genetika pada Ikan

25 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:01 3872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Pada bidang akuakultur teknologi rekyasa genetika yang selama ini telah banyak digunakan untuk ikan-ikan konsumsi yaitu salmon, nila, udang, patin, mas ini berguna untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan, mengatur kematangan gonad, diferensiasi seks dan sterilitas; meningkatkan resistensi terhadap patogen, mengadaptasi ikan terhadap lingkungan baru (freeze resistance), merubah karakteristik biokimia dari daging ikan sehingga menciptakan rasa daging yang diinginkan, mengubah jalu metabolisme sehingga terjadi efisiensi pakan.


     Prinsip dasar teknik memproduksi ikan transgenik memiliki beberapa tahapan penting yaitu penentuan spesies ikan merupakan tahapan pertama dalamteknologi ini. Teknologi yang pertama kali dikembangkan dalam bidang biteknologi transfer gen adalah mikroinjeksi. Transfer gen melalui teknik mikro injeksi mempunyai banyak kelemahan, karena teknik ini membutuhkan keterampilan yang tinggi. Efek dari teknik ini telur yang sedang diperlakukan terganggu sehingga tingkat keberhasilan kecil. Selain itu, hasil yang didapatkan tidak bisa terlalu banyak, karena pekerjaan yang manual satu persatu telur pada pembelahan satu sel diinjeksi.


     Sejak dimulainya perkembangan rekayasa genetika, beberapa teknik terus diperbaiki dan ditingkatkan dalam rangka menuju teknologi DNA rekombinan yang lebih maju. Rekayasa genetika telah menghasilkan ikan kualitas unggul sebagai contoh antara lain: Ikan zebra yang biasanya berwarna perak dengan garis-garis hitam keunguan, setelah disisipi dengan gen warna ubur-ubur yang disuntikkan ke telur ikan-ikan zebra maka dapat memendarkan warna hijau atau merah dari tubuhnya. Gen pemicu dari ubur-ubur akan mengaktifkan pancaran cahaya pada ikan bila ikan berada dalam lingkungan yang mengandung bahan polutan tertentu.


     Berbagai kontroversi dalam produk-produk hasil rekayasa genetika. Kekhawatiran-kekhawatiran mengenai produk rekayasa genetik yang dapat memungkinkan bersifat racun, menimbulkan alergi serta terjadi resistensi terhadap bakteri dan antibiotik selalu terjadi dalam masyarakat. Memang DNA rekombinan yang diproduksi dengan cara buatan itu dapat berbahaya jika tidak disimpan secara layak dan tindakan pencegahan yang ketat perlu diterapkan pada pekerjaan semacam ini. Tetapi Teknologi transgenik dalam bidang akuakultur di masa mendatang memiliki prospek yang sangat cerah terutama dalam memproduksi benih ikan-ikan yang memiliki potensi tumbuh, seperti: efisiensi pemanfaatan pakan yang tinggi, ketahanan terhadap stres dan penyakit, dan mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan yang luas. 

     Perkembangan rekayasa genetika dalam budidaya ikan hias di Indonesia (Eni Kusrini)Ke semua hal tersebut sangat menunjang dalam upaya peningkatan produksi ikan-ikan budidaya. Keberhasilan menghasilkan ikan hias transgenik melalui biologi molekuler dengan karakter keunggulan tertentu memberikan harapan baru dalam budidaya ikan khususnya dalam menunjang peningkatan kualitas warna dan bentuk. Meskipun rekayasa genetika bukan segalagalanya, karena adanya keterbatasan dalam menghasilkan ikan transgenik seperti badang yang bengkok, kepala bercabang, dan lain-lain

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun