Mohon tunggu...
Maulida setiani
Maulida setiani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - 19160056

Probolinggo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Kecil Kita Sebelum Ada Ponsel

11 Maret 2020   17:30 Diperbarui: 11 Maret 2020   17:35 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haloooo gais!!!! Ketemu lagi nih bareng saya heheh. Nah kali ini tulisan saya akan sedikit agak berbeda dari sebelumnya, apa itu? Yukk simak bareng bareng

Kalian pernah gak melihat anak sekarang lebih sering bermain hp? Bahkan anak kecil sekitar umur 5 tahun sudah memiliki handphone sendiri. Kalau saya jaman dulu nih, masuk smp baru boleh pegang hp. Itu pun hp bekas kakak saya. Tapi sekarang banyak orang tua terlalu menuruti kemauan anak. Jadi anak ingin hp, dibelikan. Anak ingin tablet dibelikan, bahkan nih ada yang sampe minta dibelikan sepeda motor, dan itupun dibelikan.

Kapan terakhir kali kalian melihat anak kecil bermain dengan teman sebaya? Dan kapan melihat mereka bermain dengan permainan tradisonal yang sering dilakukan dikampung dulu?

Kalau saya terakhir melihat anak kecil bermain dengan teman sebaya mesih beru baru ini ketika saya pulang kampung sih. Tapi kalau bermain dengan permainan tradisional yang biasa kita lakukan dahulu sepertinya sekitar saya masih kelas 8 SMP (2015). Waktu itu masih ada beberapa yang bermain dengan permainan tradisional. Bahkan saya sendiri juga ikut main jika ada waktu senggang. Seperti petak umpat, lompat tali, pindan, sodor dan sebagainya. Ah betapa rindunya saya dengan masa masa itu.

Saya beruntung bisa menikmati masa kecil saya dengan menyenangkan nih teman teman, kalau hari libur pasti pagi pagi sekali saya bangun buat keluar sekedar untuk keliling kampung bersama teman teman. Setelah itu ikut ibu kepasar berbelanja kebutuhan masak dihari itu. Sepulangnya saya dan teman teman kembali bermain. Entah apa itu permainnya, pasti ada saja yang menyenangkan. Bermain hingga waktu dzuhur sudah menjadi kebiasaan di kampung saya.  

Kemudian teman teman saya satu persatu kembali kerumah karena sudah waktunya tidur siang. Namun ada beberapa yang tetap melanjutkan kegiatan bermain tersebut. Setelah memasuki waktu ashar saya ada kegiatan mengaji di mushollah dekat rumah. Disanapun selesai setor mengaji pasti teman teman saya mengajak bermain disekitar mushollah. Begitulah kegiatan saya setiap hari libur, menyenangkan  bukan?

Waktu saya dapat materi di perkuliahan tentang "Teman Sebaya, Bermain dan Permainan" membuat saya sedikit flashback ke masa kecil saya dan sangat disayangkan masa kecil saya yang menyenangkan itu sekarang tidak dialami oleh anak anak kecil sekarang. Mereka lebih asyik bermain gadget. Anak yang sering bermain gadget lebih sedikit interaksinya dengan teman sebaya. Dan ini mempengaruhi interaksinya dimasa yang akan datang nanti. Selain itu juga perkembangan imajinasi anak berkurang. 

Pada permainan contoh anak yang menggunakan imajinasi yaitu seperti bermain drama dokter dokteran, jual jualan, dan sebagainya. Nah permainan ini membuat imajinasi anak secara tidak langsung selalu berkembang. Karena anak membayang jika kelak dia di posisi misal sebgai dokter, suster atau sebgai pasian, dia tau harus bertindak bagaimana. Nah itulah mengapa bermain dengan teman sebaya dan permainan tradisional dapat sangat bermanfaat untuk anak.

Permainan tradisional ini dapat terus terjadi jika anak masih ada minat untuk bermain diluar dan bermain dengan teman sebaya, nah bagaimana memunculkan minat tesebut?

Dari keluarga, orangtua selalu dan selalu menjadi peran penting untuk perkembangan sosial-emosional anak. Maka dari itu ajari anak dengan hal hal sederhana, yaitu untuk bermain dengan teman sebaya. 

Sering kali orang tua jaman sekarang selalu berfikir bermain diluar memiliki dampak negatif, mending dirumah saja diam anteng. Diberi hp saja sudah tidak akan ngrengek untuk minta ini dan itu. Namun justru bermain di luar tidak begitu berdampak negatif, interaksi anak dengan teman sebaya, tindakan apa yang harus dia lakukan di luar, atau resiko yang akan dia dapat ketika diluar, akan membuat anak itu menjadi lebih baik dari pada hanya sekedar berdiam diri di rumah dengan gadget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun