Mohon tunggu...
Mauliana Maghfiroh
Mauliana Maghfiroh Mohon Tunggu... Freelancer - Hidup berawal dari mimpi

No success without struggle be active and get our dreams

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keselarasan Interaksi Sosial Berbingkai Agama

24 Mei 2019   05:41 Diperbarui: 24 Mei 2019   05:48 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia sebagai mahluk sosial tidak bisa hidup tanpa orang lain. Untuk hidup berdampingan dengan orang lain diperlukan suatu interaksi yang baik agar tercipta kehidupan yang damai. Untuk menciptakan kehidupan yang damai di dalam masyarakat, dalam suatu masyarakat pasti terdapat nilai atau tatanan kehidupan dan norma-norma yang harus diperhatikan oleh seluruh anggota masyarakat, yaitu nilai moral dan adat istiadat yang berlaku. 

Termasuk juga nilai-nilai agama yang bertindak sebagai suatu tata aturan dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena dalam agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya. Dalam hal ini agama memegang peran yang fungsional dalam menjaga kedaimaian dalam hubungan dengan sesama manusia.

Ada beragam agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam UUD 1945 sediri ada 5 (lima) agama yang diakui keberadaanya dan sebenarnya masih banyak agama lain yang ada. Perbedaan yang ada tidak hanya dari segi agama melainkan perbedaan ras, suku, adat-istiadat dan kepercayaan ada di Indonesia yang luas ini. 

Akan tetapi di tengah perbedaan, Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila dan bineka tunggal ika, yang dijadikan pedoman untuk tetap hidup dengan damai diatas perbedaaan, dengan saling menghargai dan menghormati dalam bertoleransi atas nama cinta tanah air, sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia yang tetap menjunjung kesatuan bangsa diatas perbedaan.

Dalam hidupnya manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari yang namanya interaksi dengan orang lain. Interaksi sosial adalah proses ketika orang-orang yang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan(Lawang, 1986). Interaksi yang dilakukan masyarakat tidak bisa hanya berinteraksi dengan sukunya sendiri, agamanya sendiri atau golonganya sendiri. Sebagai mahluk sosial masyarakat diharuskan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa melihat latar belakang orang tersebut.

 Faktor pendorong interaksi sosial diantaraya yaitu imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Imitasi (dengan meniri urang lain) dapat mendorong seseorang untuk mematuhi nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Sugesti yaitu ketika seseorang memberi suatu pandangan atau nasihat kemudian diterima oleh orang lain. Identifikasi yaitu kecenderungan seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Sedangkan simpati adalah keinginan untuk memahami orang lain.

Dalam agama selalu ada tata cara aturan untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Seperti misalnya dalam agama Islam, interaksi sosial sangat dianjurkan seperti saling sapa dengan mengucapkan salam, berjabat tangan, silaturahmi, saling berbagi, ddl. Interaksi sosial dalam Islam yang paling populer adalah silaturahmi atau hubungan kasih sayang antar sesama manusia. Islam juga mengajarkan mengenai etika dalam berinteraksi sosial.

Dalam interaksi sosial terdapat etika yang harus diperhatikan. Etika dalam berinteraksi diantaranya adalah pertama, tidak boleh menghina, menghujat maupun memfitnah orang lain baik secara langsung maupun melalui media sosial. Kedua, tidak berburuk sangka terhadap orang lain, agar tidak terjadi pertentangan yang mengakibatkan konflik. 

Ketiga, berperilaku rendah hati agar terjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan interaksi yang selaras. Bahkan agama mengatur tata kehidupan yang rukun dan bertoleransi antar umat beragama. Seperti misalnya agama Islam yang menganjurkan untuk bersikap dan berprasangka baik dengan sesama manusia.

Sebenarnya agama lain selain Islam juga mengajarkan hal sang sama dengan yang Islam ajarkan mengenai interaksi dengan orang lain. Bahkan dengan agama yang berbeda selalu diajarkan untuk saling menghormati dan menghargai. 

Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan bagi penganutnya. Ketika ajaran agama dijalankan dengan baik, besar kemungkinan interaksi dengan sesama manusia juga berjalan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun