Ngargosari, Sragen -- Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan meringankan pekerjaan petani, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, Isma Az Zahro menginisiasi program "Rancang Bangun Alat Penanam Manual Jagung dan Biji-bijian" untuk membantu Kelompok Tani Desa Ngargosari. Program ini bertujuan memberikan solusi praktis bagi petani dalam menanam benih secara lebih cepat, efisien, dan ergonomis.
Identifikasi Masalah: Efisiensi dalam Bertani
Desa Ngargosari dikenal sebagai salah satu daerah penghasil jagung di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Namun, proses penanaman jagung dan biji-bijian masih dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul, yang membutuhkan waktu lama dan tenaga yang besar. Kondisi tanah yang keras serta cuaca yang panas juga menjadi tantangan tersendiri bagi petani.
Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Undip berinisiatif membuat alat penanam manual sederhana yang dapat membantu petani menanam benih dengan lebih mudah. Alat ini dirancang agar mudah digunakan, ringan, serta dapat meningkatkan efisiensi kerja petani.
Proses Perancangan dan Pembuatan Alat
Proses pembuatan alat penanam ini dilakukan dengan pendekatan berbasis kebutuhan masyarakat. Mahasiswa melakukan diskusi langsung dengan petani untuk memahami tantangan yang mereka hadapi. Setelah itu, mereka mulai merancang, mengembangkan prototipe, hingga melakukan uji coba alat di lahan pertanian desa.
Tahapan pembuatan alat ini meliputi:
1. Desain dan Perancangan -- Mahasiswa membuat rancangan alat berbentuk pipa panjang dengan mekanisme tuas untuk menanam benih tanpa perlu membungkuk.
2. Pemilihan Material -- Bahan yang digunakan adalah besi ringan dan pipa agar alat tetap kuat namun mudah diangkat.
3. Perakitan dan Pengujian -- Alat diuji coba di lahan petani untuk memastikan benih dapat tertanam dengan baik dan merata.
4. Pelatihan Petani -- Petani diberikan demontrasi langsung cara penggunaan alat serta tips dalam penggunaannya di berbagai kondisi tanah.
Alat ini bekerja dengan prinsip menekan tuas untuk membuka lubang tanah, memasukkan benih, lalu tarik tuas alat untuk mengeluarkan benih jagung secara otomatis. Dengan demikian, proses penanaman bisa dilakukan lebih cepat dan tidak memerlukan banyak tenaga fisik.
Antusiasme Petani dan Harapan Ke Depan
Program ini mendapat respon positif dari petani dan perangkat desa. Bapak Wagiyo, salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa alat ini sangat membantu karena bisa menghemat tenaga dan mempercepat proses tanam.
"Biasanya kalau nanam jagung harus jongkok lama dan pegal. Tapi pakai alat ini, tinggal pencet, benih langsung masuk tanah. Sangat membantu buat petani yang sudah tua seperti saya," ujarnya dengan penuh antusiasme.