Mohon tunggu...
Maulana Agus Wardhana
Maulana Agus Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Santri Nasional

21 Oktober 2021   21:00 Diperbarui: 22 Oktober 2021   00:51 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam buku "Resolusi Jihad" karya Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarah Tebuireng, "Perjuangan Ulama dari Ketaatan Agama ke Negara" menulis, Warga Nahdlatul Ulama, kiai, santri, dan nahdliyin telah memberikan kontribusi nyata dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 

Perjuangan yang dipimpin oleh para ulama dan semangat para santri telah mencapai puncaknya. M. Hasyim Asy'ari disebut sebagai pelopor "Resolusi Jihad" pada 22 Oktober 1945, sebelum pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. Resolusi tersebut memberikan legitimasi kepada pemerintah dan juga merupakan kritik terhadap sikap politik negatif agresi militer Sekutu. 

Resousi Jihad adalah pernyataan tertulis yang disetujui oleh perwakilan masyarakat, yang berisi permintaan untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan ajaran Islam, dan bahkan mengharuskan pemerintah Indonesia untuk secara tegas menyatakan jihad fi sabilillah. 

Revolusi jihad dimulai dengan peristiwa sebelumnya, yakni datangnya sekutu "British Indian Division". Setelah kemenangan Sekutu atas Jepang pada 14 Agustus 1945, yang menandai penyerahan tanpa syarat oleh Jepang, Setelah itu, Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia secara de facto pada 17 Agustus 1945.

Bagi organisasi Nahdlatul Ulama ini, Belanda dan Jepang bukan lagi pemegang kekuasaan hukum. Kedatangan Belanda yang menunggangi sekutu dipandang sebagai agresi terhadap kekuatan Islam yang sah, pemerintah Republik Indonesia. Karena itu, Nahdlatul Ulama tidak punya pilihan lain selain tertinggal dari Republik dan mengusir Sekutu, apa pun taruhannya. 

KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan surat keputusan agama yang menolak kembalinya kekuasaan kolonial dan mengakui hak NKRI yang baru merdeka sesuai dengan syariat Islam. 

Ajaran atau wejangan dari KH Hasyim Asyari sebagai pelopor Resolusi Jihad yang membangkitkan semangat juang bangsa Indonesia terutama para Santri yang dirangkum sebagai berikut: "Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu 'ain bagi tiap tiap orang Islam yang mungkin meskipun bagi orang kafir. 

Hukumnya bagi yang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta komplotannya adalah mati syahid. Hukumnya orang yang memecahkan persatuan kita sekarang ini wajib dibunuh". Dengan lahirnya resolusi jihad ini, semangat membela kemerdekaan umat Islam semakin membara. 

Peristiwa heroik yang melatar belakangi Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 dan diperingatilah sebagai Hari Pahlawan setiap 10 November tidak terlepas dari semangat resolusi jihad yang digagas di markas Nahdlatul Ulama di Bubutan Surabaya, Jawa Timur.

Karena kegigihan perjuangannya inilah yang membuat Kiai Hasyim ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno pada Keputusan Presiden (Keppres) nomor  249 tahun 1945. 

Sebelumnya, Nahdhatul Ulama (NU) telah memiliki milisi atau para Santri yang sempat dilatih secara militer oleh Jepang berkat siasat K.H. Hasyim Asyari. Nama organisasi itu adalah Laskar Hizbullah, yang turut dikobarkan semangatnya melalui Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun