Mohon tunggu...
maulana malik sebdo aji
maulana malik sebdo aji Mohon Tunggu... -

Statistisi di Badan Pusat Statistik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Penduduk Indonesia di Malaysia: Sebuah Catatan Tungku Syamsul Bahrin

15 April 2019   16:12 Diperbarui: 15 April 2019   16:24 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Sensus Penduduk tahun 1947 menjelaskan bahwa 309.150 orang Indonesia menetap di Malaysia. Sekitar 60 persen merupakan Suku Jawa, sisanya berasal dari Banjarmasin (Banjar), Makasar (Bugis), Sumatra (Minangkabau, Korinchi, Mandailing, Aceh dan Palembang), dan Pulau Bawean.

Pada awalnya orang Indonesia yang pergi ke Malaysia merupakah buruh perkebunan. Mereka direkrut oleh seorang agen tenaga kerja yang saat itu bernama Syeikh. Oleh Syeikh, para tenaga kerja Indonesia tersebut dipertemukan calon bos mereka. Buruh yang berasal dari Jawa sebagian merupakan perantau yang sudah lama menetap di Pulau Sumatra. Karena hasil yang kurang memuaskan, membuat para perantau dari Pulau Jawa ini beranjak menuju Malaysia. Sama halnya dengan para perantau dari Jawa, perantau dari Makassar pertama kali merantau menuju Singapura sebelum akhirnya bekerja di perkebunan Malaysia.

Proses Menetap di Malaysia
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, terdapat program pembebasan lahan. Program ini tidak disia-siakan buruh migran dari Indonesia untuk mendapatkan lahan gratis di tanah Malaysia. Syarat yang diajukan untuk mendapatkan lahan gratis cukup mudah yaitu mengajukan ijin kepada kepala suku. Cara lain untuk bisa menguasai lahan di Malaysia pada saat itu adalah dengan cara memilih tanah negara yang masih kosong, kemudian menggarapnya dengan menanam tanaman saja.

Para migran berasal dari Jawa, Bugis dan Bawean menanam tanaman yang menguntungkan bagi mereka. Jika harga komiditas tanaman yang mereka tanam turun, maka mereka akan menggantinya menjadi tanaman yang lebih menguntungkan. Sedangkan para migran dari Aceh dan Banjar tetap konsisten mengusahakan tanaman yang menjadi keahlian mereka yaitu kopi (Aceh) dan padi (Banjar).

Para buruh migran ini tidak semuanya sukses dalam membuka lahan pertanian maupun perkebunan. Buruh migran yang tidak berhasil, memilih untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Sedangkan para buruh migran yang berhasil akan memilih menetap di Malaysia, mengingat mereka sudah memiliki aset perkebunan plasma hasil pembebasan lahan. Para buruh migran yang berhasil ini juga akan kembali ke kampung halaman mereka, tetapi tujuannya adalah memberikan informasi kepada kampung halaman perihal kesuksesan mereka.

Informasi yang positif, membuat para kerabat dekat buruh migran yang sukses ini tertarik untuk merantau ke Malaysia. Keadaan ini membuat siklus buruh migran fase kedua menuju Malaysia dan keadaan ini terus berulang

Distribusi Orang Indonesia Berdasarkan Kelompok
Populasi Jawa 1947 di Malaya, dimulai dengan Pontian di selatan, kepadatan meningkat tajam ke utara melalui Distrik Batu Pahat dan Muar, Distrik Kuala Langat, Distrik Klang dan Kuala Selangor, Distrik Kuala Selangor dan Perak Bawah, Distrik Kuantan.

Penduduk Banjar di Malaya, tersebar di Distrik Krian, Perak Bawah , Tanjong Karang, dan Distrik Selatan Batu Pahat.  

Populasi Sumatera 1947 di Malaya dapat ditemukan di berbagai lembah sungai di distrik pedalaman Selangor dan Perak, berbeda dengan teman-teman mereka dari Jawa, Banjar dan Bugis yang tinggal di daerah pesisir.

Catatan sejarah yang ditulis Tungku Syamsul Bahrin menunjukan bahwa Indonesia dan Malaysia adalah saudara, sudah sepatutnya dua negara melayu ini saling mendukung untuk kemajuan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun