Mohon tunggu...
Mauidotul Hasanah
Mauidotul Hasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Sastra Inggris'17, Universitas Trunojoyo Madura

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Seorang Kakek dan Ikan Ajaib

1 Mei 2020   11:57 Diperbarui: 1 Mei 2020   12:20 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, ada seorang kakek tua yang sangat miskin tinggal di tengah hutan. Dia seorang pencari kayu bakar yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia berharap suatu saat nanti hidupnya dapat berubah menjadi lebih  baik. Setiap hari dia bekerja keras mencari kayu bakar dihutan untuk menjualnya dan membeli makanan, dia hanya mampu membeli makanan berupa nasi tanpa lauk ikan. Selain mencari kayu bakar, dia juga mencari daun-daunan yang layak dimasak untuk dimakan sebagai lauk nya.

Suatu hari, dia mencari kayu bakar di tengah hutan. Pada saat itu dia ingin pergi ke sungai yang terletak lumayan jauh dari rumahnya, setibanya di sungai, dia melihat sungai yang terlihat kering.  Dia mendekati sungai dan melihat banyak ikan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, dia berniat untuk mengambil ikan-ikan itu untuk dijual dan sebagiannya untuk dimakan. Namun dia yang begitu baik tidak tega melihat ikan-ikan itu yang berenang di sungai yang kering, kemudian pria tua itu membatalkan niatnya untuk mengambil ikan tersebut.

"Aku tidak tega untuk mengambil ikan ini untuk dimakan" kata kakek sambil memandangi ikan-ikan tersebut.

"Tuhan, turunkan hujan pada kami. kami ingin sungai ini tidak kering seperti sekarang, agar kami dapat berenang seperti biasanya" suara ikan.

Tidak lama setelah terdengar doa yang diucapkan oleh salah satu ikan, kemudian hujan turun. Pria tua itu terheran kenapa ikan itu bisa berbicara dan doa yang diucapkannya seketika dikabulkan oleh Tuhan. Dia kemudian berteduh di bawah pohon sambil berfikir tentang kejadian saat itu. Dia berniat untuk mendekati sungai itu lagi dan mencoba akan bertanya pada ikan-ikan itu.

"ikan, kamu bisa bicara" Tanya kakek tua itu saat hujan mulai reda.

"iya, saya adalah ikan ajaib" jawab ikan itu.

"kenapa hujan turun saat kamu bicara"  Tanya kakek tua itu lagi.

"karna saya tahu bahwa Tuhan akan mengabulkan doa yang hambanya minta" jawab ikan.

Dia kemudian pulang dan sambil berfikir tentang perkataan ikan tadi. Dia bertanya pada dirinya, "apakah doa saya akan dikabukan oleh Tuhan sama seperti ikan itu". Pria tua bingung, namun perkataan ikan itu membuatnya mulai mendekatkan diri pada Tuhan

Dia berdoa siang sampai malam dengan suara yang begitu keras, hingga suaranya mengganggu tetangganya saat malam yang tidak menyukainya. Tetangganya yang dengki tidak hentinya mengganggu pria tua itu dengan kata-kata kasar, termasuk saat kakek itu berdoa hingga larut malam.

"pria tua, cari kayu bakar dan daun untuk makan. Itulah rizekimu" kata tetangganya.

Pria tua itu tidak menghiraukan perkataannya dan terus berdoa. Tetangganya yang merasa terganggu kemudian berencana mencari potongan genting dan daun untuk dimasukkan ke dalam karung. Dia kemudian naik ke atas atap rumah pria tua itu dan menjauhkannya dari atas hingga membutanya pingsan.

"ini rijekimu dari tuhan" suara dari atap pria tua yang merupakan suara tetangganya.

Pria tua itu pun terbangun dari pingsannya dan memeluk karung yang jatuh, dia membuka karung itu yang dikira berasal dari Tuhan. Dia kaget saat membuka karung itu mendapati uang dan emas yang begitu banyak. Tetangganya yang mengintip dari jendela rumahnya terkejut dan merasa iri. Dia kemudian pulang dan menyuruh pembantunya untuk melakukan hal yang sama seperti ke pria tua itu. Pembantunya kemudian mengumpulkan batu dan memasukkan kedalam karung, kemudian menjatuhkan dari atas hingga membuatnya pingsan.

Dia kemudian bangun, namun yang didapatinya bukanlah uang dan emas, melainkan sakit dan patah tulang. Uang yang sebelumnya melimpah kini harus habis karena untuk berobat hingga membuatnya jatuh miskin. Pria tua itu sekarang yang menjadi kaya tidaklah sombong dan tetap membantu tetanggnya meskipun telah memperlakukannya dengan tidak baik.

END

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun