Mohon tunggu...
MATTY SENGHORE
MATTY SENGHORE Mohon Tunggu... Jurnalis - Former News Anchor at GMTV Gambia, Former reporter at Star TV Gambia , Former presenter, Anchor of the Fatu Network. Host of Voice Of The Sisters TV Show

travelling, going to the beach with family and friends and reading.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejarah Bahasa Indonesia

11 September 2022   21:26 Diperbarui: 11 September 2022   21:50 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matty Senghore Ikom UNESA KELAS E

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Indonesia, negara terpadat kelima di dunia,Bahasa ini memiliki sejarah yang menarik, melibatkan penjajahan, nasionalisme, dan upaya untuk menyatukan budaya suatu bangsa yang sangat beragam. 

Anehnya, itu bukan bahasa asli sebagian besar penuturnya. Sebaliknya, ini adalah bahasa kedua yang diperlukan untuk saling pengertian di negara dengan lebih dari 200 bahasa. Dikatakan sebagai bagian dari 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di dunia meskipun hanya digunakan di Indonesia negara dengan 279.834.354 penduduk. Menurut penelitian, ada 198 juta penutur, 43 juta penutur asli, dan 155 non penutur asli. 

Perkembangan bahasa Indonesia tidak lepas dari bahasa Melayu yang telah digunakan sejak abad ke-7 sebagai bahasa komunikasi atau lingua franca, tidak hanya di pulau-pulau di seluruh nusantara, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Indonesia menampilkan perbedaan dramatis dalam daftar dan gaya. Seperti dalam semua bahasa modern, ada perbedaan umum antara penggunaan formal dan informal. 

Bahasa Indonesia formal, Bahasa baku, banyak digunakan dalam penulisan, pidato publik, administrasi dan pendidikan. Bahasa Indonesia informal cenderung menghilangkan imbuhan, banyak digunakan pada padanan formalnya, dan meminjam kata dan gaya bahasa daerah. Penggunaan akhiran 'in' sebagai ganti 'kan' untuk membuat verba transitif, misalnya, berasal dari bahasa Jawa. Penggunaan informal menyatu dengan bahasa gaul jalanan dan dibumbui dengan partikel seperti dong dll.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun