Mohon tunggu...
matthew newman
matthew newman Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Saya seorang arsitek yang memiliki hobi menulis, fotografi, travelling dan juga dunia psikologi. Untuk kesehatan saya dulu berolahraga martial art tetapi sekarang lebih banyak menekuni yoga. Sebuah kehormatan sekaligus kesenangan bisa berbagi cerita, imajinasi, pemikiran dan pendapat di sini bersama rekan-rekan yang lain. Terima kasih, mari saling berbagi kasih serta cerita yang membangun dan membawa kedewasaan berpikir dan berjiwa besar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Jika Surga Itu Tidak Ada?

30 Juli 2021   10:40 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harapan di Tengah Kegelapan (Foto koleksi Penulis)

Surga......... sebuah tempatkah? Dimanakah itu?

Bagaimana jika surga itu tidak pernah ada? Dan hanya sebuah mitos belaka. 

Beberapa ajaran agama mengajarkan keyakinan akan adanya surga sebagai sebuah hasil nantinya jika kita melakukan segala yang ada di ajarannya. Sejauh ini tidak bisa dibilang banyak yang sudah membuktikan keberadaannya. Ada sejumlah kesaksian yang menceritakan pengalaman mereka ketika berada dalam kondisi near death experience. Ada beberapa yang cuma beberapa menit, tapi ada juga yang beberapa jam. 

Dari kisah mereka ada hal-hal  yang mirip antara lain:

1. Mereka melihat tubuh fisik mereka dari luar tubuh mereka

2. Rasa ringan yang timbul ketika mereka bisa menembus semua batasan fisik termasuk waktu

3. Perbadaan perbandingan waktu antara alam manusia dan alam roh

4. Cahaya yang sangat terang yang menyelimuti mereka

5. Sebuah lorong yang mesti dilalui untuk menuju cahaya itu, kadang berupa tangga, bisa berupa jembatan seperti pelangi

6. 'Seseorang' atau sesosok yang menemui tergantung kepercayaan yang dianut, ada yang bertemu Budha, malaikat, ataupun Yesus

7. Rasa tenang, damai dan tidak ingin kembali ke tubuh fisik karena lebih nyaman dan bahagia disana

8. Perjalanan keliling menyusuri berbagai bagian dunia yang lain

9. Mereka diminta kembali karena tugas mereka belum selesai di bumi

10. Pemahaman lebih akan arti kehidupan sebenarnya yang lebih dalam karena dijelaskan sesuai kapasitas masing-masing

Dari kisah-kisah yang ada mengenai surga rata-rata bisa disimpulkan bahwa kita sebagai manusia adalah kita disini hanya sementara saja. Ada misi yang ditugaskan kepada kita untuk diselesaikan sebelum kita diminta kembali ke rumah asal kita. Dalam prosesnya tentu saja ada yang berhasil melaksanakan tugasnya dan ada yang gagal juga. Mereka yang berhasil bisa kembali ke rumah dan mendapatkan tugas yang lain, atau tinggal di rumah untuk sementara waktu dengan tugas yang lainnya. 

Masalahnya adalah banyak dari kita yang bahkan tidak tahu apa tugasnya di dunia ini, dan tanpa pengetahuan itu bagaimana kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Sebagian besar dari kita tidak menemukan secara spesifik apa tugas kita di bumi ini sehingga hidup sekedarnya tanpa mengerti tujuan utama keberadaannya di bumi. Bukankah akan lebih enak jika kita mengerti tugas kita masing-masing sehingga kita bisa mencari terbaik, tercepat, terefisien untuk menjalankannya.

Kepada siapa kita mesti menanyakan tugas kita di Bumi? Kepada dukun, dokter, dosen, paranormal, motivator, notaris, presiden, kepala lingkungan, konsultan pajak, psikolog atau siapa?? 

Yang paling benar mungkin adalah kepada hati nurani kita masing-masing. Karena hati nurani inilah yang menghubungkan diri kita dengan Sang Pencipta. Coba ambil waktu sehari untuk menelaah kehidupan kita selama ini. Urutkan dari ketika kita masih di bawah 5 tahun. Apa yang menarik perhatian kita setiap waktu. Adakah hal-hal yang sepertinya mudah sekali kita lakukan sementara orang lain banyak mengalami kesulitan untuk melakukannya. Sistem sekolah yang ada hingga saat ini lebih banyak membuat penyeragaman kemampuan hingga kita justru kehilangan kemampuan alamiah kita. Dan dengan banyaknya distraksi ilmu yang diajarkan sangat sering kita justru terjebak mempelajari lebih dalam sesuatu yang sebenarnya bukan elemen kita. Akibatnya dalam jangka panjang kita terkategorikan dalam sesuatu yang lebih justru membatasi kreativitas kita daripada mengoptimalkan kemampuan kita yang sejati.

Nah kembali lagi jika surga itu tidak ada, lalu kemanakah kita sesudah ajal menjemput dan tubuh fisik ini kita tinggalkan? Kemanakah jiwa kita akan kembali? Adakah rumah baru untuknya, tempatnya bersemayam yang baru. Ataukah kembali saja menyatu dengan sumber awalnya Roh Sang Pencipta. Jika surga itu tidak ada apa yang akan Anda lakukan saat ini? Sebuah renungan mendasar yang sebenarnya sangat penting untuk dicerna, namun sering terabaikan akibat rutinitas manusia yang terjebak dengan kebutuhan fisiknya. 

Sepertinya tidak akan selesai disini bahasan mengenai hal ini, dilanjut lagi di tulisan selanjutnya ya....... (to be continued....)      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun