Mohon tunggu...
Aji Mats Mail
Aji Mats Mail Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Informatika Data Analytics

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Aku Tumbuh dengan Ringan Tanggung Jawab

2 Januari 2020   09:08 Diperbarui: 2 Januari 2020   09:30 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Umurku 20 tahun saat ini, tapi aku ga yakin dengan apa saja yang menjadi tanggung jawabku. Orang tuaku, ayah ibuku selalu saja membantu menyelesaikan banyak tanggung jawab dari apa yang seharusnya kuselesaikan, dan itu terjadi sejak aku kecil !

Aku tumbuh menjadi seorang anak yang minim tanggung jawab, karena dalih orang tua yang tak mau menyusahkan anaknya. Dalih ga mau hidup susahnya dirasakan oleh anaknya, dan kurasa kebanyakan orang tua sekarang begitu pola menjadi orang tuanya.

Ketikaku sd, sekolah dasar, aku selalu saja dikawal untuk mengerjakan tugas sekolahku, disuruhnya aku untuk membantu pekerjaan rumah, dimulai bangun pagi selalu di waktu yang sama, sarapanku selalu harus tak bersisa, mandi sendiri walau bajuku selalu dalam siap sedia tinggal kupakai sendiri tanpa harus kusetrika, ku beri pewangi. MENTAL TINGGAL PAKAI! Aku tumbuh dengan sadar tanggung jawab sebagai anak anak !

Beranjak umur 10 tahun, aku masuk SMP ! dan Pesantren ! Diharapnya aku menjadi lebih dewasa. Cuci baju sendiri, segala ku tanggung sendiri, kecuali keuangan sehari hari !

Namun seiring berjalannya waktu, terkadang pakaian milikku hilang, peralatan pribadiku pun sama nasibnya, inisiatif orang tuaku adalah membantu menyelesaikan masalah itu dengan solusi agar pakaianku dicuci dirumah. Semakin ringan saja tanggung jawabku. Tapi, seharusnya membuatku semakin fokus belajar !

Lambat laun hierarki kepesantrenan membuatku dapat menyuruh adik kelas mengerjakan tanggung jawabku, dengan dalih meminta bantuan ! Aku sudah duduk di bangku SMA.

Semakin ringan saja tanggung jawabku. Tapi, seharusnya membuatku semakin fokus belajar keagamaan, meningkatkan skala hafalan alquran, hadits, dan segala aturan kehidupan berdasarkan islam yang diyakini oleh konstitusi pesantrenku !

Aku tumbuh dengan ringan tanggung jawab, sedikit sedikit pakaian kotor kupulangkan  agar dapat dibersihkan ibuku, ada keperluan tinggal minta bantuan adik kelasku, ada tugas dikelas ? Tunggu saja jawaban yang diselesaikan teman, toh seperti biasa, aku selalu menjadi top 5 dalam peringkat dikelas, not bad. Karena ku tau, pada jamanku kebanyakan ingin tidak terlihat bodoh dibanding belajar untuk pintar. Hehe.

Aku tumbuh dengan ringan tanggung jawab, ada keperluan yang harus kubayar ? Minta saja pada orang tuaku. Pasti di carikan. Ingin sepatu baru ? Baju baru ? Bahkan membelikan barang untuk pacarku tinggal minta saja uangnya pada ayahku. Gampangkan.

Aku tumbuh dengan ringan tanggung jawab. Namun, tanpa kusadari, sekarang umurku 20 tahun, aku berkuliah, aku memiliki tanggung jawab yang memang seharusnya ku tanggung sejak dulu tapi baru kusadari sekarang. Akibatnya, sedikit ingat tanggung jawab langsung ngeluh. Langsung berdalih "ah capek". Tapi ya, selalu kuingat kalimat "jangan terlambat mempersiapkan diri", menghalau semua cape yang kurasa.

Berkuliah, berorganisasi, tak lupa beribadah, semuanya tentang tanggung jawab, akan ku mulai untuk mengemban itu sendirian. Walau bertahap dengan komunikasi berlanjut dengan orang tuaku, bahkan ikut himpunan jurusan pun berniat untuk membiasakan bertanggung jawab, wkwk. Selagi menjabat di organisasi IPM. Karena kuyakin, dalam kelas diriku bisa menyesuaikan, karena kuyakin, tanggung jawab yang selalu diringankan karena adanya orang tuaku harus mulai kuemban seorang diri, SEORANG DIRI!

Satu hal yang saya pelajari di masa sekolah dan kuliah ini, tanggung jawab lebih dari sekedar menerima hukuman atas kesalahan yang terjadi. Tanggung jawab akan sangat bernilai jika kita mampu memberikan solusi sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki dan tidak terulang lagi.

You can if you think you can. Slogan angkatanku di pesantren. Dan itu selalu kupegang sampai saat ini.

2020, jadilah saksi, saksi akan kuemban semua hal yang menjadi tanggung jawabku itu.

Ada kutipan tentang tanggung jawab
"Bertanggung jawab berarti mengambil rasa sakit pada dirimu sendiri. Itu berarti menanggung lebih banyak rasa sakit daripada apa yang orang lain rasakan karena kesalahanmu." dan "Jika Anda merusak peralatan makan perak seseorang, Anda harus membayar dengan peralatan makan emas.  Presiden pabrik yang berpolusi harus tinggal di samping cerobong pabrik. Itulah arti mengambil tanggung jawab. Namun orang-orang yang disebut posisi tinggi tidak pernah melihat konsekuensinya. Ketika kesalahan dibuat, mereka dengan santai menundukkan kepala dan meminta maaf.  Mereka pikir itu sudah cukup. Apakah Anda salah satu dari mereka juga?"
Keduanya kutipan Toua Tokuchi dari Anime berjudul One Out.

Seberapa bertanggung jawabkah kamu ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun