Mohon tunggu...
Mat Sani
Mat Sani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tuangkan pikiran dalam tulisan dan tindakan

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Masa Pandemi Smartphone Menjadi Ladang Ekonomi

22 Januari 2021   09:02 Diperbarui: 22 Januari 2021   10:04 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Corona muncul pertama kali di Wuhan di awal tahun 2020 yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, sebelum virus menyebar ke negara kita, Indonesia mendapatkan apresiasi dari berbagai negara namun sekarang sudah tidak lagi demikian bahkan menjadi rekor tertinggi hingga menjadi sebaran 11.703 kasus baru virus covid-19 RI 21 Januari.

Hadirnya corona virus ini membawa perubahan bagi setiap negara termasuk Republik Indonesia dalam berbagai bidang terutama di bidang ekonomi dan pendidikan dimana keadaan ekonomi sekarang sangat menurun dan belum bisa pulih, serta pendidikan kini bisa dikatakan sangat tidak maksimal dalam sistem kegiatan belajar mengajar nya (KBM) yang semua aktivitas nya harus daring sehingga membuat anak pelajar mengeluh dan kebingungan dengan materi yang disampaikan.

Perubahan kehidupan juga disebabkan adanya covid-19 yang sedemikian pola dan sistem yang harus kita terapkan demi menjaga keselamatan, juga banyak aturan pemerintah yang mau tidak mau harus kita ikuti mulai dari aturan PSBB di tingkat daerah hingga provinsi, memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, memakai Han sanitizer, rutin membasuh tangan serta menjaga jarak dan lain sebagainya.

Sebagai kaum akademik dan intelektual kita tidak boleh mengklaim bahwa adanya covid-19 hanya membawa dampak negatif saja melainkan sangat banyak pula dampak positif yang hadir bersamaan dengan covid-19, salah satunya membuat hidup manusia selalu disiplin berpola hidup bersih/sehat dan hemat karena pemasukan juga sangat terbatas apalagi bagi kaum kelas menengah ke bawah (petani desa Pajeruan) yang sangat keterbatasan finansial sedangkan hidupnya terasa dikekang oleh keadaan yang membuat pendapatan tidak berjalan. Sehingga banyak masyarakat atau para anak-anak yang memanfaatkan teknologi modern (smartphone) yang dijadikan sebagai alat untuk berpenghasilan.

Untuk menunjang perekonomian di masa seperti sekarang ini tidak cukup hanya mengandalkan tenaga atau bekerja sebagai kuli misalnya, akan tetapi banyak orang-orang terutama para pelajar atau bahkan mahasiswa yang menjadikan smartphone nya sebagai ladang ekonomi dengan memanfaatkan sebagai alat untuk mempromosikan/menjual produk barang dan jasa, seperti salah seorang teman saya "Erik Sulton" yang sebelum adanya covid-19 ia hanya mengandalkan dan meminta uang kepada orangtuanya untuk kebutuhan hidupnya melainkan di masa pandemi ini ia sudah bisa memanfaatkan smartphone untuk berbisnis yaitu berjualan ayam kampung yang di promosikan lewat Facebook, ia sangat memanfaatkan teknologi sebagai ladang ekonomi.

"Taoh cong posang bik corona tak andik pesse se mintaah ka oreng toah todus, ye abisnis ajem reah neng facebook male andik penghaselan"

"Gak tau cong bingung gara-gara corona hidup gak punya uang malu yang mu minta ke ortu terus, ya jalanin bisnis jualan ayam ini di facebok untuk berpenghasilan" ujarnya

Jadi di masa pandemi sekarang ini banyak terjadi Disrupsi Inovasi (Perubahan yang membantu menciptakan pasar baru: pasar online). Christensen memahami disrupsi dalam perspektif yang berbeda, yai-tu industri, bisnis dan keuangan. Pandangan atau teori Christensen ten-tang disrupsi kemudian menjadi sangat populer sejalan dengan berkem-bangnya aplikasi-aplikasi teknologi informasi. Maka masa pandemi ini menjadi peluang besar bagi para pengguna teknologi terlebih di bidang ekonomi/jual beli yang serba online ini banyak kesempatan dan peluang bagi kita untuk menjadikan smartphone sebagai ladang ekonomi jangan hanya dibuat hal-hal atau permainan yang tidak begitu bermanfaat dan hanya menghabiskan kuota, orang pintar kalah sama orang cerdas yang bisa mengoptimalkan keadaan untuk tetap berpenghasilan. 

Banyak pula orang yang melakukan jual beli menggunakan media, seperti berjualan berbagai jenis dan model masker, Han sanitizer dan alat-alat kesehatan lainnya serta banyak pula yang mempromosikan produk kecantikan dari berbagai PT, seperti melia sehat sejahtera, Nasa dan yang lainnya yang di promosikan di berbagai aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, Instagram dan atau bahkan Tiktok yang sekarang lagi trend dan banyak penggunanya yang memamerkan produk kecantikan seperti sabun tzuki, skincare dan lainnya, hal ini dilakukan tidak lain untuk menambah pendapatan dengan memanfaatkan teknologi.

Jadikan teknologi sebagai alat yang bisa berpenghasilan bukan hanya sebagai hiburan, pendapatan ada dalam genggaman smartphone kita, tergantung bagaimana kita memulai dan mengelola.

Referensi:

 Johanis Ohoitimu "Disrupsi: Tantangan bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peluang bagi Lembaga Pendidikan Tinggi". Vol. 23, No. 02 (2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun