Pendatang
   Seorang teman lama tiba-tiba menghubungi, dia bercerita baru saja pindah kerja dan datang berdomisili di kantor baru. Bukan cuma gedung kantornya yang baru tetapi kawasan tersebut memang benar-benar pembukaan lahan baru, tanahnya belum padat, gembur seperti tanah kuburan. Bahkan lanjutnya, walaupun dia berasal dari desa tetapi domisili barunya lebih desa lagi dengan keadaan rumah penduduknya yang masih jarang-jarang. Kegiatan mendengarkan adalah bentuk penghargaan kepada orang yang sedang berbicara, oleh karenanya kali ini penulis lebih banyak mendengarkan sampai akhir percakapan.
Tahun 2022 datang
   Penulis lebih tertarik pada hari (day). Hari ini Sabtu 1 Januari 2022 adalah hari baru, yaitu hari yang hadir saat ini, karena hari Jumat kemarin telah tiada dan hari besok Minggu belum hadir. Hari baru, selalu diapit oleh hari kemarin yang telah tiada dan hari esok yang belum hadir. Bukankah masa sekarang selalu diapit oleh masa lalu dan masa yang akan datang?
   Bukan berarti penulis menafikan sebagian masyarakat yang merayakan tahun baru atau sebagian masyarakat yang melakukan perenungan di malam tahun baru. Bagi penulis, tahun baru 2022 diapit oleh tahun 2021 yang telah pergi dan tahun 2023 yang belum hadir. Pertanyaannya, mengapa kita tidak merayakan jam baru, menit baru, atau detik baru?
   Penyebutan dan pembagian waktu seperti abad, tahun, bulan, pekan, hari, jam, menit, dan detik, itu dibuat manusia untuk mempermudah pekerjaan manusia. Penyebutan "baru" pada masing-masing bagian waktu tersebut benar, karena diapit oleh waktu yang telah pergi dan waktu yang belum hadir. Tahun baru 2022 adalah tahun pendatang.
Slawi, Januari 2022