Banyak protes yang dialamatkan kepada panitia pentabisan uskup di Ruteng karena tidak mengindahkan permintaan dari tim pencegah COVID 19 agar membatalkan acara pentabisan.
Sebab acara pentabisan tersebut tentunya akan menghadirkan orang banyak disaat Negara dan dan Masyarakat sedang memerangi dan mencegah masuknya Virus Corona ke Indonesia dan NTT.Â
Bahkan informasi yang diterima, undangan yang akan hadir diperkirakan sebanyak 7.000 Orang, dan inilah yang dikwatirkan akan munculnya virus corona melalui kerumunan orang banyak yang notabene mempunyai kondisi tubuh, ketahan tubuh, dan kekebalan tubuh yang beragam.
Demi menghindari masuknya virus corona ke Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jelas Gubernur telah menginstruksikan semua sekolah akan diliburkan, dan para ASN dilarang berpergian keluar wilayah NTT.
Protes tersebut secara akal sehat dapat diterima dan dimakmuli. Alasan paling mendasarnya adalah karena munculnya virus corona telah menggegerkan hampir sebagian besar Negara dibelahan dunia termasuk Indonesia.
Virus Corona dinilai sebagai virus yang mematikan seperti senjata biologis yang sebelumnya juga telah menggegerkan sebagian besar umat manusia karena dinilai sebagai senjata pembunuh masal.Â
Tentunya Virus Corona bukanlah dalam bentuk senjata, melainkan ia sejenis virus yang bisa menularkan kepada setiap orang, kapan dan dimana saja dan sangat mematikan. Ia juga masuk dalam kategori jenis penyakit yang mematikan yang membuat semua manusia dibumi hari ini takut padanya.
Kita pernah mengalami beberapa penyakit yang juga tak hebohnya dengan virus corona misalnya, penyakit rabies, antraks, DBD, dan lain sebagainya. Bahkan dari beberapa jenis penyakit tersebut menimbulkan ketakutan yang amat sangat yang kemudian melumpuhkan seluruh aktivitas kita.
Kali ini kita dihebohkan dengan jenis penyakit baru yang mampu melumpuhkan seluruh aktivitas manusia. Jenis virus ini bukan saja dterjadi dan dialami oleh rakyat Indonesia melainkan Negara-negara didunia juga mengalami hal yang sama.
Semua orang menjadi takut untuk duduk dan berinteraksi dengan sesamanya. Bahkan untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting dengan mengumpulkan orang banyakpun dilarang.
Saking takutnya manusia, instruksipun dikeluarkan oleh berbagai pimpinan pemerintah, agama, adat agar untuk menghindari diri dari ancaman virus corona semua hal yang menghadirkan orang banyak dalam suatu ruangan dihentikan untuk sementara waktu, sekalipun itu kebaktian kepada Tuhan.
