Belajar dari cerita Adam dan Hawa manusia pertama yang diciptakan Tuhan, ketika mereka tidak mengindah perintah Tuhan dan larangannya, Adam dan Hawa diusir oleh Tuhan dan mengucilkan mereka.
Dari pengalaman di atas menjadi sebuah isyarat bagi manusia bahwa ketika perbuatan manusia tidak sesuai dengan perintah dan larangan Tuhan, kosekwensi manusia akan menanggung akibatnya.
Secuil keinginan besar dari Tuhan adalah bagaimana manusia memanfaatkan setiap anugerah dan kesempatan yang Tuhan berikan secara baik dan bijaksana dengan menjauhkan hal-hal yang tidak baik dan tidak berkenan dihati Tuhan.
Namun pada kenyatan, seperti yang sudah digambarkan sebelum di atas bahwa akibat seraka dan tamak, manusia lupa akan jati dirinya.
Panggilan moral manusiapun akan ikut lenyap seiring dengan perubahan jaman dan teknologi. Manusia menghambakan dirinya kepada kekayaan dan jabatan.
Ia lupa bahwa dia dan orang disekitarnya membutuhkannya. Kepedulian Ia akan sesama dan waktu untuk bersama bahkan hampir-hampir tidak ada. Fokus dan lokusnya hanya pada terget.
Tidak ada salah ketika dalam sebuah pekerjaan atupun usaha kita harus mempunyai target. Tapi jangan sampai demi target kita melupakan orang disekeliling yang membutuhkan kehadiran dan bantuan kita.
Target itu betul dan baik adanya, namun jangan sampai karena demi target kita menghalal segala cara walaupun itu betul salah demi mengejar target tadi.
Tuhan sudah memberikan semua kepunyaan kepada kita. Tinggal manusia mengelolanya seacara baik dan benar. Kalau benar, target yang didapat akan mendapat berkat. Tapi sebaliknya kalau salah, target yang didapat itu menjadi malapetaka.