Mohon tunggu...
Mata Peristiwa
Mata Peristiwa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebaiknya Bercermin Saja, Seluruh Kritikan dari Keluarga Soeharto Meleset

17 November 2018   14:35 Diperbarui: 17 November 2018   14:41 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah sekian lama tenggelam, klan keluarga Soeharto terlihat bangkit lagi pada Pemilu 2019 ini. Melalui Partai Berkarya yang dipimpin oleh Tommy Soeharto, mereka ingin berkuasa kembali.

Dalam kontestasi Pilpres mendatang, Partai Berkarya dan seluruh Keluarga Cendana bereuni dalam kubu Prabowo-Sandi. Mereka bercita-cita ingin mengembalikan kejayaan Orde Baru.

Sebagai barisan oposisi, anak-anak Soeharto itu pun kerap melontarkan kritik kepada pemerintahan Presiden Jokowi. Jika dirangkum terdapat 4 kritik yang pernah dilontarkan oleh Titiek dan Tommy Soeharto.

Diantaranya, kritik mengenai pengangguran dan banyaknya tenaga kerja asing, soal impor pangan, serta kondisi utang yang membengkak. Dan, kritik kebijakan pemerintah yang saat ini banyak memberikan kelonggaran terhadap investasi asing.

Mendengar keempat kritik itu sebenarnya bagi mereka yang mempelajari ekonomi-politik Indonesia akan tertawa terpingkal-pingkal. Pasalnya, para keluarga Soeharto itu seperti menepuk air kena muka sendiri. Tak lain, mereka sedang menunjuk muka sendiri atas kondisi tersebut.

Sebab, justru karena ulah pemerintahan Bapaknya, yang membuat kondisi Indonesia korup, tak berdaya saing, terjerat utang, dan tak bisa mandiri sebagai sebuah bangsa.

Sebaliknya, diakui atau tidak, justru pemerintahan Presiden Jokowi berusaha memperbaiki kondisi yang telah diwariskan oleh pemerintahan sebelum-sebelumnya, khususnya yang pernah dilakukan oleh Orde Baru.

Di bidang pengangguran, misalnya, terlihat bahwa pada Februari 2018, pengangguran berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,13 %.

Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, bertambah 2,53 juta orang dibanding Februari 2017. Dalam hal ini, kritik Titiek beberapa waktu lalu jelas meleset. Dia tak bisa melihat data dengan baik.

Kedua, dalam 4 tahun ini, pemerintahan Presiden Jokowi telah membangun infrastruktur air dan lahan besar-besaran, mekanisasi pertanian, juga banyak penemuan teknologi bidang benih, bibit dan rekayasa teknik budidaya dan lainnya.

Ini menjadi bukti bahwa Negara hadir di tengah-tengah rakyat guna mewujudkan kedaulatan pangan. Tak disangka, sejak 2016 lalu, Indonesia sudah swasembada padi, cabai, bawang merah. Kemudian, pada 2017 mulai swasembada jagung, ditargetkan maksimal pada tahun 2020 akan swasembada kedelai dan bawang putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun