Mohon tunggu...
Mata Peristiwa
Mata Peristiwa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tetap Tenang, Ini Penjelasan Melemahnya Rupiah

6 September 2018   13:46 Diperbarui: 6 September 2018   13:49 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ll dokpri

Dalam beberapa hari ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) semakin melemah. Bahkan, pelemahan itu hingga mencapai titik 14-15 ribu rupiah/USD.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintahan Presiden Joko Widodo tak tinggal diam dan terus mencari cara agar  masalah ini bisa ditangani dengan baik. Pemerintah juga bekerja keras agar permasalahan ekonomi ini tidak mengarah ke krisis.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani pelemahan nilai tukar Rupiah ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global. Hal ini dipengaruhi oleh krisis di Argentina dan naiknya suku bunga Bank Sentral Amerika.

Penyebab melemahnya nilai tukar Rupiah ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global, dimana pasca krisis 2008 lalu, ketika perekonomian Amerika Serikat mulai membaik maka itu diikuti dengan dinaikkannya suku acuan bunga. Hal itu membuat tingkat bunga dari surat utang negara AS naik, termasuk dengan bunga depositonya.

Akibatnya, para investor besar di negara berkembang mulai menarik dana investasinya, untuk beralih dengan memulangkannya ke AS. Hal ini membawa konsekuensi adanya kelangkaan dolar di negara-negara berkembang itu, sehingga membuatnya terasa mahal.

Hingga saat ini, pemerintah terus melakukan berbagai upaya, salah satunya, dengan mengurangi impor agar Rupiah bisa kembali terdongkrak. Kebijakannya berupa penyesuaian tarif pajak penghasilan (PPh) impor untuk 900 komoditas impor yang diterbikan dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Namun, di sisi lain, melemahnya Rupiah ini juga berdampak positif bagi ekspor Indonesia. Per Maret tahun ini saja, neraca perdagangan Indonesia sudah positif, dimana ekspor lebih besar dibandingkan impor.

Dengan melihat fundamen ekonomi kita sekarang, kondisi kali ini jauh berbeda dengan situasi krisis pada tahun 1998 lalu. Melemahnya rupiah ini pun masih dalam masuk perhitungan yang wajar.

Melemahnya nilai tukar uang itu juga tak hanya dialami oleh Indonesia saja, melainkan juga merata pada hampir semua negara berkembang. Melemahnya Rupiah ini juga bukanlah yang terparah.

Oleh karena  itu, masyarakat diharapkan tidak panik dan mempercayakan penanganan gejolak mata uang ini pada pemerintah.

Di samping itu, kondisi kiwari ini harus diikuti dengan penyaringan informasi yang mumpumi. Sebab banyak informasi yang dipelintir dan 'digoreng' pihak oposisi untuk menjatuhkan nama Presiden Jokowi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun