Mohon tunggu...
Gilang Mahadika
Gilang Mahadika Mohon Tunggu... Penulis - Social researcher

Graduate Fellow ARI-NUS (Asia Research Institute, National University of Singapore), AGSF (Asian Graduate Students Forum) 2021| Anthropology | Interested in Southeast Asian Studies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Death Stranding" Menolak Social Distancing dan Lumrahnya Kematian di Tengah Katastrofe

20 Mei 2020   12:04 Diperbarui: 20 Mei 2020   14:04 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sam Porter Bridges dan Fragile dalam Death Stranding | https://www.uhdpaper.com/2019/05/death-stranding-sam-and-fragile-4k-47.html

Death Stranding berupaya mengilustrasikan bagaimana hubungan manusia yang masih hidup dan yang telah meninggal ini sangatlah dekat dan dapat dirasakan, bahkan digambarkan seorang perempuan bernama Mama yang masih menggendong anaknya yang telah meninggal (dalam wujud BT atau roh) di dalam janinnya. Apa itu yang diimpikan oleh kita? Memotong sekat kehidupan dengan kematian agar terwujud keabadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun