Mohon tunggu...
Qiu Mattane Lao
Qiu Mattane Lao Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

Film & literature enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Dua Garis Biru" - Versi Bahasa Indonesia

23 Juli 2019   10:58 Diperbarui: 23 Juli 2019   12:21 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: tribunnews.com

DUA GARIS BIRU

(SPOILER ALERT )

Dua Garis Biru adalah salah satu film Indonesia yang pantas mendapat peringkat 8,5 dari skala 1 -10. Film ini bukan hanya istimewa dari sisi teknis dengan bagaimana mereka memilih sudut yang sempurna untuk merekam setiap adegan dan sinematografi, tetapi film ini juga istimewa dipandang dari sisi moral cerita tersebut. Setiap detail kecil, setiap karakter, dan simbol yang digunakan di dalam film ini,  mereka eksekusi dengan sangat baik.

Pertama adalah ceritanya. Kisah di film ini memberi tahu kita tentang konsekuensi hubungan seks tanpa pelindung untuk remaja yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Aku pikir film ini mengajarkan pendidikan seks dengan cara yang benar: tidak ada adegan vulgar. Sehingga pantas sebagai film untuk remaja.

Seks dianggap tabu di Indonesia, inilah yang menjadi alasan mengapa kami tidak mendapatkan pendidikan seks di sini. Menurut pendapatku, sangat keliru kalau kita tidak mendapatkan pendidikan seks apa pun. Karena kalian tahu apa? Banyak orang tidak tahu apa konsekuensi yang akan mereka hadapi ketika mereka memilih berhubungan seks di usia muda. 

Ada banyak kasus kehamilan remaja karena kurangnya pengetahuan tentang seks, apalagi tentang seks yang aman. Beberapa dari mereka (remaja) bahkan tidak tahu fungsi kontrasepsi atau mungkin bahkan tidak peduli. Itu Karena KAMI TIDAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN SEKS PADAHAL ITU PENTING!

Izinkan aku memberi tahu Anda para pembaca tentang bagaimana keluargaku mensiasati pendidikan seks. Bagi orang tuaku, pendidikan seks bukanlah hal yang tabu. 

Adik (laki-laki) kembarku (mereka berusia sembilan tahun) pernah bertanya kepada ibuku apa itu kondom. Ibuku pun menjelaskan kepada mereka dan kemudian (terkait itu) mengatakan kepadaku, "mereka tidak akan pernah tahu jika kita tidak memberi tahu mereka sejak mereka masih muda."

Ibuku juga baru-baru ini memberi tahu aku tentang konsekuensi berhubungan seks di usia muda, Dia tidak dan sama sekali tidak sekedar mengatakan kepadaku untuk tidak berhubungan seks, melainkan memberi tahu risiko yang bisa aku hadapi jika aku hamil, seperti bayinya bisa lahir prematur; rahim bisa terinfeksi; depresi pasca persalinan dan banyak lagi. 

Ibu pernah membawa aku mengunjungi dokter. Dokter memberi tahu bahwa rahim remaja tidak sekuat rahim orang dewasa. Karena itulah, kehamilan pada remaja akan menyebabkan rasa sakit berganda untuk ibu hamil remaja daripada pada ibu hamil yang sudah dewasa.

Seperti yang Anda lihat, aku memiliki setidaknya lebih banyak pengetahuan tentang seks daripada remaja lain seusia saya. Tapi, bagaimana dengan yang lain? Mereka tidak tahu hal-hal seperti itu. Mereka tidak mendapatkan pendidikan tentang itu di sekolah atau di rumah. Jadi bagaimana mereka seharusnya tahu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun