Kita tidak harus sekolah bisnis untuk menjadi seorang pebisnis. Di sekeliling kita terdapat banyak masalah untuk dijadikan peluang bisnis. Kita harus jeli melihat, berpikir, menganalisa dan mencari satu solusi.Â
Ya, cukup satu solusi sederhana!
Peluang bisnis sering datang dari sebuah masalah. Badai PHK dimana-mana membuat kepanikan tak terhitung jumlahnya. Seorang ayah harus mencari jalan keluar untuk menghasilkan uang agar dapur rumah tetap hidup.
Peluang bisnis sederhana banyak ditulis oleh seorang Kompasianer. Saya memanggil beliau Pak Budi. Beliau sering menulis hal-hal sederhana dari pengalaman hidup. Tulisannya sangat bermakna dan penuh pelajaran berharga.
Beberapa hari lalu, pak budi menulis satu artikel berjudul "Dagang Mie Ayam, Satu Usaha Atasi Dilema Pengangguran" [baca disini]. Dalam artikel ini, beliau memaparkan cara sederhana membuka peluang bisnis.Â
Indonesia sedang mengalami dilema pengangguran dalam balutan badai PHK. Ekonomi terguncang akibat perang lintas negara. Perang India-Pakistan mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi.Â
Negara berkembang seperti Indonesia harus jeli membaca ketegangan antar negara. Perang dagang Amerika-Cina telah mengacaukan mata rantai perdagangan lintas negara. Kini, ketegangan India-Pakistan perlu diantisipasi.Â
Kembali ke inti tulisan, potensi bisnis bisa datang dari permasalahan di lingkungan. Contoh nyata dari tulisan pak Budi Susilo yang layak ditiru.Â
Kita semestinya jeli melihat peluang dengan mengatasi masalah yang ada. Setiap masalah memberi banyak pelajaran untuk diambil hikmah dengan berpikir.
Di era digital dewasa ini, peluang bisnis tidak harus bermodal uang besar. Skil yang kita dalami bahkan bisa ditukar menjadi sumber penghasilan.Â
Saya membaca sebuah buku berjudul Big Thinking for Small Businesses karya Steven J Coulson. Penulis pernah menggunakan satu pola pikir dengan bertanya:
"Why do we spend so much time driving to the supermarket? There must be a way to bring the supermarket to people."