Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

996 KM selama Dua Tahun, Sebuah Pelajaran Berharga dari Lari Pagi

10 Mei 2025   11:05 Diperbarui: 14 Mei 2025   14:49 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lari pagi | dokumentasi Masykur

Setelah menyelesaikan lari pagi hari ini, saya kembali melihat aplikasi untuk mengecek jarak tempuh. Di luar dugaan, saya sudah menempuh jarak 996 kilometer. Sebuah angka yang tak terbayangkan sama sekali.

Awalnya saya sekedar berjalan agar tubuh banyak bergerak. Maret 2023 adalah awal mula saya membiasakan lari pagi. Jarak 1 kilometer saja terasa begitu berat. Siapa sangka, hari ini saya melampaui jarak pikiran. 

Jika berhitung sederhana, saya tidak mungkin menjangkau jarak 996 kilometer. Tapi, satu langkah pertama di bulan Maret 2023 menjadi bukti bahwa saya mampu melampaui apa yang tidak terlintas di pikiran. 

Saya belajar banyak dari aktivitas lari. Tentang makna disiplin, konsisten, dan pengorbanan. Tanpa menjaga disiplin diri, saya mustahil mampu berlari jarak jauh. Kadangkala rasa malas hinggap memberi seribu alasan untuk malas bergerak. 

Kadangkala sebuah keputusan memberi makna luar biasa dalam hidup. Andai saya tidak berani memulai dua tahun yang lalu, 996 km adalah sebuah mimpi buruk. 

Lari pagi mengajarkan makna penting kesehatan. Tubuh kita perlu aktif bergerak untuk dapat bekerja maksimal. Manfaat lari bagi tubuh memang tidak terlihat seketika. Saya belajar banyak tentang makna kesabaran selama konsisten berlari selama dua tahun.

Di sela-sela lari, saya mengobservasi lingkungan sekitar. Saya melihat seorang ayah mengantar anak ke sekolah. Saya melihat seorang ibu menyapu halaman rumah. Saya melihat petugas kebersihan bekerja di awal pagi untuk membersihkan kota dari tumpukan sampah. 

Bagi saya pribadi, lari pagi bukan sekedar memacu kerja jantung. Saya belajar banyak tentang makna kehidupan dari alam dan aktivitas manusia. Pohon-pohon rindang yang memberi keteduhan dan warung-warung sederhana yang bertahan dengan segala keterbatasan.

Saya juga belajar tentang makna ketergantungan. Kadang setelah berlari di jarak 5-10 km, saya harus berhenti mencari segelas minuman penghilang dahaga. Saya bergantung pada pedagang kecil di pinggir jalan. 

Saya membutuhkan suara klakson mobil untuk memberi peringatan jika saya sudah mengambil jalur berlebihan saat berlari.  

Ya, pelajaran demi pelajaran datang silih berganti. Kadang memicu emosi, sering kali memberi makna mendalam saat dicermati. Dengan pikiran terbuka, saya belajar banyak tentang arti kesabaran, kesederhanaan, dan ketergantungan.

Hari ini saya bahkan belajar lebih banyak tentang arti konsistensi. Walaupun sedikit asal terus dilakukan, kita mampu menembus keterbatasan. Harus ada kemauan untuk berubah, usaha keras, disiplin diri, dan keyakinan tanpa batas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun