Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati pendidikan dan bahasa asing

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penjurusan di SMA, Gambaran Kurikulum Gagal atau Kebijakan Sentimental?

17 April 2025   14:07 Diperbarui: 18 April 2025   15:03 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: perubahan kurikulum. (Sumber: KOMPAS/SPY)

Drama pendidikan Indonesia tidak pernah ada habisnya. Gonta-ganti kurikulum dan perubahan kebijakan terus berulang. Isu penjurusan di SMA kembali mencuat ke permukaan. 

Kebijakan baru ini bertujuan untuk memberikan fokus pembelajaran lebih mendalam. Siswa kembali dikelompokkan berdasarkan bidang keilmuan: IPA, IPS, dan Bahasa. 

Selama pemberlakuan kurikulum Merdeka, penjurusan ditiadakan sementara. Di bawah kendali menteri baru, wacana menghidupkan kembali penjurusan menimbulkan tanda tanya besar.

Apakah Kurikulum Indonesia gagal atau kebijakan baru bersifat sentimental?

Kurikulum di Indonesia selalu bersifat tentatif. Standar perubahan kurikulum bersifat keputusan sepihak tanpa analisa mendalam dan mengabaikan kesiapan tenaga pendidik dan daya tangkap siswa.

Masyarakat selalu mengaitkan pergantian menteri pendidikan dengan pergantian kurikulum. Guru dan siswa di sekolah merupakan korban kebijakan sentimental. Mau setuju atau tidak, guru harus siap dengan kebijakan dan tantangan di lapangan.

Pemangku kebijakan tidak memahami esensi kurikulum dan kontribusi pada dunia pendidikan. Kurikulum seharusnya dirumuskan dengan melibatkan banyak pakar pendidikan melalui rujukan hasil penelitian jangka panjang.

Pergantian kurikulum di Indonesia memberi gambaran sejauh mana nasib pendidik dan anak didik dihargai. Gaji guru pas-pasan dan fasilitas pendidikan tidak merata. 

Perubahan kurikulum Indonesia|sumber: https://www.quipper.com
Perubahan kurikulum Indonesia|sumber: https://www.quipper.com

Gaji guru Indonesia sangat rendah dibading gaji guru di negara-negara Asia lainnya. Dampak dari gaji rendah terefleksi pada mentalitas dan kualitas guru di seluruh provinsi.

Mayoritas guru Indonesia terbebani dengan sistem administrasi tanpa ujung. Pelatihan demi pelatihan diadakan sekedarnya saja tanpa analisa mendalam untuk melihat dampak  positif pada anak didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun