Kenapa kita harus terbiasa membaca?
Masa tua akan tiba dan banyak orang akan merasa sia-sia. Waktu kecil kurang bahagia, ketika muda waktu terbuang percuma, dan ketika menjelang lansia kedua mata sulit menerka.
Membaca di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu. Terlihat sederhana, namun terukir kuat hingga menyatu. Seberapa banyak waktu terbuang tanpa tahu kemana? padahal dengan membaca otak terasah tajam.
Membaca memberi kita pemahaman tentang dunia. Lebih dari itu, membaca mengajarkan banyak hal yang tak terlihat, sulit terdengar, dan tidak terjangkau panca indera.Â
Kemana waktu terbuang?
24 jam berlalu dalam aktivitas percuma. Kadang waktu pergi begitu saja, sedangkan kita terlarut dalam perkara tanpa makna. Menghabiskan waktu berjam-jam membahas hal tidak penting atau menatap layar ponsel pintar sambil mengecek status media sosial.
Anak-anak kita malah terbiasa membuang-buang waktu. Hari-hari terlewati tanpa membaca buku. Waktu tidur tidak terencana dan saat terbangun tak tahu harus apa.
Sekolah-sekolah tidak mengajak anak untuk membaca. Guru-guru terbiasa untuk mengulangi hal yang sama. Mencatat di papan, lalu memindahkannya ke buku catatan.Â
Siswa tidak tahu perbedaan ruang pustaka dan kantin bersama. Guru-guru juga sama, menghabiskan waktu bercengkarama membahas sesuatu yang tidak perlu.
Buku-buku tersusun rapi di dalam ruangan. Hanya sebagian tangan tergerak untuk membolak-balikkan beberapa halaman. Tumpukan buku bertahan dalam kesunyian, sementara waktu membaca terkunci rapat dalam ruang kebodohan.Â
Guru-guru di sekolah sering lupa bahwa tugas mereka bukan sekedar mengajar pelajaran. Siswa-siswa perlu diajak bersama membaca buku, mengasah pikiran, dan bernalar dengan bijaksama.